Suara.com - Aeshnina Azzahra (Nina), siswi SMP Negeri 12 Gresik menemui Duta Besar (dubes) Australia untuk Indonesia Gary Quinlan setelah sebelumnya bertemu dengan Dubes Jerman Peter Schoof.
Nina yang dijuluki Greta Thunberg-nya Indonesia ini berdiskusi soal sampah plastik dengan Gary Quinlan.
Quinlan memperlihatkan foto saat dirinya berdiskusi dengan Nina. Foto tersebut diunggah ke akun Twitter pribadinya, @DubesAustralia pada Rabu (22/1/2020).
Dubes Australia ini menyebut Nina sebagai sosok yang hebat bagi anak muda. Ia juga memuji pengetahuan luas yang dimiliki siswi SMP itu.
"Nina adalah duta yang hebat untuk kaum muda dan advokat yang bersemangat dan berpengetahuan luas untuk lingkungan di Indonesia," tulis Quinlan dalam cuitannya seprti dikutip Suara.com, Kamis (23/1/2020).
Ia mengatakan bahwa mereka berdiskusi soal penanganan limbah plastik yang juga menjadi prioritas Australia.
"Kami berdiskusi di Kedutaan Besar hari ini terkait bagaimana menangani limbah plastik, ini adalah prioritas bagi Australia baik di rumah dan di kawasan ini," imbuhnya.
Sebelumnya, Nina menulis surat protes kepada Kanselir Jerman Angela Merkel yang ditanggapi oleh Duta Besar Jerman Untuk Indonesia, Peter Schoof.
Pegiat lingkungan cilik ini diundang Dubes Jerman untuk berdiskusi tentang masalah sampah plastik di Indonesia.
Baca Juga: Dihantui Wabah Virus Corona, Kota Wuhan Tutup Jalur Transportasi Umum
Bertemu dengan Peter Schoof, Nina menyerahkan surat protes terkait impor plastik yang ditulis tangan, beserta lebih dari 200 tanda tangan petisi teman-teman yang mendukungnya, seperti dilaporkan DW Indonesia---partner Suara.com, Selasa (21/1/2020)
Nina mengatakan bahwa rasa prihatin akan banyaknya sampah plastik yang diselundupkan dari luar negeri, mendorong dirinya untuk kemudian menuliskan surat protes, tidak hanya kepada pimpinan Jerman Angela Merkel, melainkan juga kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Melalui surat itu, Nina menuliskan pengalamannya melihat daur ulang plastik di Desa Bangun, Jawa Timur.
Ia menjelaskan bahwa sampah yang ada di Desa Bangun berasal dari beberapa negara barat, seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Eropa termasuk Jerman.
Berita Terkait
-
Babak Baru Kasus Bunuh Diri Siswi SMP di Ciracas
-
Kasus Siswi yang Diduga Tewas Bunuh Diri di Sekolah, KPAI Buka Suara
-
Anggota DPRD DKI Tanggapi Kasus Remaja Diduga Bunuh Diri karena Dibully
-
Siswi SMP di Ciracas Meninggal, Polisi: Ada Indikasi Bunuh Diri
-
Siswi Dikeluarkan Sekolah Karena Ucapkan Ultah, Disdik Minta Laporan Resmi
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Hadiri KTT G20 di Afsel, Gibran akan Berpidato di Depan Pemimpin Dunia
-
KPK Buka-bukaan Asal Duit Rp300 M di Kasus Taspen: Bukan Pinjam Bank, Tapi dari Rekening Penampungan
-
Harapan Driver Ojol Selepas Nasib Mereka Dibahas Prabowo dan Dasco di Istana
-
Analis: Masa Depan Politik Budi Arie Suram Usai Ditolak Gerindra dan PSI
-
Soal Anggota Polri Aktif di Kementan, Menteri Amran: Justru Sangat Membantu
-
Pigai Ajak Publik Gugat UU KUHAP ke MK Jika Khawatir dengan Isinya: Kami Dukung, Saya Tidak Takut!
-
KPK Ungkap Alasan Bobby Nasution Belum Dihadirkan di Sidang Korupsi Jalan Sumut
-
Tak Bayar Utang Pajak Rp25,4 Miliar, DJP Sandera Pengusaha Semarang: Ini Efek Jera!
-
Broker 'Hantu' Korupsi Petral Terkuak, KPK: Modus Ini Bikin Harga Minyak Impor Jadi Mahal
-
Tepis Kekhawatiran Publik, Menteri HAM Klaim 80 Persen Revisi KUHAP Lindungi HAM