Suara.com - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Berkarya menyebut banyak kader yang enggan menerima efek negatif dari kasus korupsi pengadaan Alquran. Dalam kasus tersebut diduga terlibat di dalamnya Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso dan Ketua DPP Vasco Ruseimy.
DPP Partai Berkarya pun memberikan waktu kepada Priyo dan Vasco untuk segera mundur dari jabatannya hingga dua bulan mendatang.
Ketua DPP Partai Berkarya Andi Badaruddin Picunang mengatakan bahwa para kader kerap berkomunikasi melalui WhatsApp hingga melakukan pertemuan untuk membicarakan terkait kasus yang diduga melibatkan Priyo dan Vasco.
"Saya kira keluarga besar Partai Berkarya melihat partai ini tidak ingin menjadi bahan olok-olokan lawan politik karena mempekerjakan orang-orang yang terlibat proses hukum," kata Andi di Kantor DPP Partai Berkarya, Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2020).
"Apalagi kasusnya sangat mencederai bangsa kita apalagi umat Islam dalam kasus (korupsi pengadaan) kitab suci," sambungnya.
Dengan begitu DPP Partai Berkarya akan mengajukan rekomendasi kepada Ketua Umum Partai Berkarya yakni Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto agar segera menonaktifkan Priyo dan Vasco dari jabatannya.
Opsi lain yang bisa diambil kata dia, adalah meminta Priyo dan Vasco untuk sadar segera mengundurkan diri dari jabatannya.
"(Kalau tidak) maka kemungkinan besar keluarga besar Berkarya mendesak DPP untuk menggelar munas untuk evaluasi secara keseluruhan kepengurusan yang ada di Partai Berkarya," pungkasnya.
Baca Juga: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Diperiksa KPK
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik