Suara.com - Pasukan keamanan Irak menyerang tempat utama berkumpulnya pengunjuk rasa di Lapangan Tahrir Baghdad, Sabtu (25/1/2020).
Militer pro-Amerika Serikat tersebut melepaskan tembakan peluru tajam dan gas air mata ke arah demonstran antipemerintah yang berbulan-bulan menduduki di tempat itu, Reuters melaporkan.
Tak ada laporan tentang korban, tapi sedikitnya tujuh orang terluka dalam bentrok dengan polisi sebelumnya, kata sumber keamanan dan petugas medis.
Bentrokan terjadi setelah pihak berwenang mulai memindahkan penghalang beton dekat Lapangan Tahrir dan merintangi sedikitnya satu jembatan utama di Sungai Tigris di Baghdad.
Di kota Basra bagian selatan, petugas keamanan menyerang lokasi utama yang diduduki semalaman oleh demonstran antipemerintah.
Mereka juga mengerahkan pasukan untuk menghentikan pengunjuk rasa berkumpul di tempat itu lagi. Polisi sedikitnya menangkap 16 pengunjuk rasa di Basra, kata sumber keamanan itu.
Tindakan itu tampaknya menjadi upaya untuk membersihkan lokasi yang diduduki pengunjuk rasa dan mengakhiri demo masyarakat yang berlangsung berbulan-bulan, yang menyerukan pencopotan seluruh elite penguasa Irak.
Kaum demonstran juga kekinian menyerukan agar seluruh pasukan Amerika Serikat keluar dari negara mereka.
Pasukan keamanan mulai menyerbu beberapa jam setelah ulama populis Mogtada al-Sadr mengatakan, dia akan menghentikan keterlibatan pendukungnya dalam keresahan antipemerintah.
Baca Juga: Pangkalan Militer AS di Irak Kembali Dihujani Roket
Sadr mendukung tuntutan pengunjuk rasa yang minta pencopotan politisi korup dan penyediaan jasa dan pekerjaan segera setelah demo mulai pada Oktober namun berhenti sebelum meminta semua pengikutnya untuk bergabung.
Namun banyak dari jutaan pendukung Sadr yang berasal dari kawasan miskin Baghdad terlibat dalam demo.
Pengikut Sadr turun ke jalan pada Jumat menyerukan pengusiran pasukan AS dari Irak dalam suatu unjuk rasa yang terpisah dari demo antipemerintah.
Demo yang diperkirakan oleh beberapa pengamat akan berubah menjadi kerusuhan itu akhirnya mereda setelah beberapa jam.
Sadr menulis di Twitter pada Jumat bahwa dia akan "Berusaha tak campur tangan dalam perkara (pendemo) entah positif entah negatif, sehingga mereka dapat mengawal nasib Irak."
Di Basra, pendemo mendesak Sadr untuk mempertimbangkan apa yang mereka bilang merupakan penarikan dukungan terhadap demo populer.
Dalam sebuah surat yang beredar di media sosial, mereka menyerukan dukungan pengikut Sadr yang tanpa mereka dikhawatirkan ada serangan pasukan keamanan.
Tag
Berita Terkait
-
Pemimpin ISIS Berbobot 136 Kg Ditangkap, Diangkut Pakai Truk
-
Markas Militer AS Kembali Diserang Roket, 4 Orang Terluka
-
Atase Pertahanan TNI di Iran Siap Tampung Pengungsi WNI Korban Konflik
-
Penampakan Kerusakan Pangkalan AS Akibat Serangan Iran
-
AS-Iran Bergejolak, Maskapai Indonesia Diimbau Hindari Wilayah Udaranya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu