Suara.com - Mantan Presiden Swiss (1999), Ruth Dreifuss, yang kini mejabat Ketua Global Commission on Drugs Policy atau Komisi Global untuk Kebijakan Pengendalian Penyalahgunaan Narkoba (GCDP) mengunjungi Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Prof. H.M. Tito Karnavian Ph.D, di kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jalan Merdeka Utara, Jakarta. Ia datang untuk meminta masukan tentang penyusunan kebijakan di tingkat global untuk pengendalian penyalahgunaan obat terlarang sebagai bagian integral pencapaian target Sustainable Developments Goals (SGDs).
Global Commission on Drug Policy adalah komisi bersifat internasional yang berpusat di Swiss, beranggotakan 12 mantan kepala negara dan pemerintahan dari seluruh dunia, serta mantan sekretaris jenderal PBB dan tokoh-tokoh internasional di bidang politik, ekonomi dan budaya.
Komisi ini, secara khusus mendapat mandat dari PBB unyuk memantau, mengadvokasi dan menyusun kebijakan global pengendalian narkoba lewat instrument pembaharuan sistem hukum pemberantasan narkoba yang berorientasi pada HAM dan target SGDs. SGDs sendiri merupakan sebuah cetak biru yang memuat sejumlah indikator target dan strategi peningkatan Indeks Kualitas Manusia, khususnya di negara-negara berkembang anggota PBB, termasuk Indonesia.
Ruth, yang juga mantan Menteri Dalam Negeri Swiss (1993-2002) itu didampingi José Ramos-Horta, mantan Presiden Timor Leste, yang saat ini menjadi salah satu anggota Komisi Global, Dr. Geoff Gallop, mantan PM Australia Barat serta Khalid Tinasti, Sekeretaris eksekutif Komisi Global.
Ruth menyampaikan, Komisi Global yang dipimpinnya, saat ini sedang menyusun kebijakan global untuk pengendalian narkoba. Ia menyoroti sisi negatif sistem hukum yang sangat represif terhadap penyalahgunaan narkoba di beberapa negara, seperti Filipina tanpa memandang bulu perbedaan penegakan hukum antara korban dan pengedar.
Penjara di sana (Filipina) sesak oleh para pemakai, namun anehnya, narkoba tetap beredar dengan jumlah yang fantastis di jalan-jalan dan lorong-lorong Kota Manila, tempat kaum miskin tinggal, ungkap Ruth dengan ekspresif.
Di hadapan Tito, Komisi Global mengangkat isu HAM dalam sistem penegakan hukum pidana narkoba, khususnya bagi pemakai ukuran kecil, termasuk kaum perempuan yang terjerat sebagai kurir narkoba antar negara, yang terjebak ke dalam sindikasi pengedar narkoba akibat tekanan kesulitan ekonomi, seperti di Equador, Amerika Latin.
Diskusi berlangsung hangat dan mendalam, karena Tito sangat memahami isu ini, baik dari sisi hukum, peta kejatahan narkoba dalam kaitannya dengan ‘transnasional crime organisation’ maupun atas paradigma kebijakan rehabilitasi yang saat ini mulai banyak diadopsi oleh berbagai negara.
Ia mengatakan, saat ini, Indonesia memiliki visi-misi pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul.
“Penurunan prevalensi risiko terpapar oleh narkoba dan obat-obat terlarang, khususnya di kalangan generasi muda menjadi pusat perhatian Indonesia dan menjadi fokus utama visi pembanunan kami”, ujarnya.
Ia sepakat dengan Ruth bahwa sistem hukum yang represif, yang hanya berorientasi pada pemenjaraan pengguna narkoba tanpa memandang peran dan volume penggunaan, tidak memiliki korelasi positif terhadap penurunan volume dan cakupan peredaran narkoba.
Baca Juga: Mendagri : Realisasi Anggaran Kemendagri 2019 di Atas 90 Persen
Tito mengusulkan agar Komisi Global melakukan survei global di berbagai negara atas hipotesisnya itu untuk menjadi bahan untuk advokasi reformasi hukum, khususnya menyangkut pidana narkoba. Delegasi sangat menyepakati usulan tersebut.
Dengan lugas, Mendagri menerangkan kepada delegasi Komisi Global tentang adanya perbedaan menyolok atas sistem hukum di berbagai negara, seperti Singapura, yang super ketat dan bahkan menyamakan pidana narkoba dengan pidana terorisme, lalu Filipina yang fokus pada “punishment” yang eksesif dan Indonesia yang juga ketat dan bahkan mengadopsi sistem “death penalty” kepada pengedar besar seperti dalam kasus Bali Nine.
Ruth minta Tito mendukung pradigma baru yang lebih humanis, dengan penerapan sistem hukum alternatif, seperti kerja sosial dan rehabilitasi, terhadap pengguna narkoba yang tertangkap dengan jumlah yang kecil. Tito berjanji akan memperhatikan rekomendasi tersebut, sembari menerangkan bahwa paradigma tersebut sudah mulai diadopsi oleh Indonesia, khususnya dengan pendekatan assesment terhadap pelaku pidana narkoba untuk kemudian semaksimal mungkin dipertimbangkan untuk direhabilitasi.
Namun pendekatan “assesment-rehabilitasi’ ini, ujar Tito, harus juga diikuti oleh kebijakan penurunan “suplay-demand” atas narkoba. Pendidikan, pengetatan spot perbatasan jalur perdagangan narkoba lintas negara, penyediaan sarana ekspresi bakat bagi generasi muda adalah beberapa langkah yang baik dan harus dilakukan.
Menurutnya, bahwa Kemendagri telah melakukan fasilitasi antara BNN dan Pemda untuk melakukan langkah-langkah tersebut. Pertemuan selama lebih dari 1 jam tersebut ditutup dengan pemberian cindera mata oleh Tito kepada Ruth. (*)
Berita Terkait
-
Duta Besar Amerika Serikat Temui Tito Karnavian
-
Tak Dapat Bantuan Dana, 7 Parpol Gagal ke DPR Merasa Diperlakukan Tak Adil
-
Tujuh Parpol Non Parlemen Temui Mendagri, Usul Pemilu 2024 Dipisah
-
Tito Karnavian : Kemendagri Fokus Dukung Pilkada Serentak 2020
-
Majukan Sektor Pertanian, Mendagri : Pemerintah harus Punya Grand Design
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jelang Nataru, Prabowo Minta Peringatan Dini BMKG Jadi Perhatian Serius
-
Borok Ayu Puspita Terbongkar! Uang Calon Pengantin Dipakai Liburan Keluar Negeri dan Bayar Cicilan
-
Tinjau Langsung Pengungsi di Langkat, Janji Prabowo: Kami Tak Akan Tinggalkan Kalian Sendiri
-
Aksi Balas Dendam Matel di Kalibata Picu Kerugian Rp1,2 Miliar, Polisi Rencanakan Upaya Revitalisasi
-
Korban WO Ayu Puspita Tembus 207 Orang, Polisi: Kerugian Sementara Capai Rp11,5 Miliar!
-
Timnas U-22 Gagal Total di SEA Games 2025, Komisi X DPR Minta PSSI Lakukan Evaluasi
-
Terkuak! Sebelum Tewas Dikroyok, 2 Matel di Kalibata Sempat Cabut Paksa Kunci Motor Anggota Polisi
-
Kios hingga Kendaraan Dibakar usai Pengeroyokan Matel di Kalibata, Pramono: Saya Tidak Mau Terulang!
-
Terima Laporan Krisis Air Bersih di Langkat, Prabowo: Kita akan Membantu Semua Warga
-
Perwira Polri Ingatkan Debt Collector Tak Boleh Tarik Paksa Tanpa Putusan Pengadilan!