Suara.com - Bersamaan dengan wabah virus corona yang mengancam khalayak dunia, sejumlah negara berlomba-lomba mencari solusi terbaik untuk mengatasi penyebaran virus mematikan tersebut.
Seperti halnya yang dilakukan di Indonesia belum lama ini. Salah satu perguruan tinggi yakni Universitas Airlangga, Surabaya mengklaim telah menemukan alat pendeteksi atau reagen virus corona (2019-nCoV).
Pihak Unair mengaku, temuan reagen merupakan hasil kerja sama pihak kampus dengan Universitas Kobe, Jepang yang memiliki relasi di Jerman dalam mengakses data dan gen virus corona dari bank virus.
Alat pendeteksi tersebut dapat digunakan untuk mengindentifikasi pasien yang sudah positif mengidap virus corona.
"Masyarakat yang ingin kepastian bisa memanfaatkan lembaga kami untuk mengonfirmasi ada atau tidaknya virus. Identifikasinya tidak lama, hanya dalam hitungan jam, tetapi mekanisme sudah sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization)," ucap Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih, seperti dikutip dari Antara, Selasa (11/2/2020).
Melalui metode identifikasi spesifik tersebut, Nasih berharap kedepannya Indonesia mampu menghasilkan riset untuk penanganan dan pencegahan virus corona.
"Kekinian di Indonesia mau menemukan obatnya masih susah, karena kami belum mengetahui jenis mutasi virus ini," imbuhnya.
Tak tanggung-tanggung, kata Nasih, alat pendeteksi virus yang kini dimiliki Unair memiliki keakuratan mencapai 99 persen. Sebab, menggunakan parameter ukur pada alat.
"Jadi pemeriksaannya dari dahak, kalau memang hasilnya sama dengan parameter yang positif maka akan dilakukan penanganan khusus," tukasnya.
Baca Juga: Putus Dari Vanesha, Adipati Dolken Malu-malu Ungkap Pacar Barunya
Sementara, penanganan khusus tersebut meliputi kesediaan tim khusus dan ruang isolasi di RS Unair dan RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Bila ada suspect bisa dibawa ke Unair dan yang dari RSUD dr Soetomo sebelumnya juga dibawa ke Unair, meskipun masih memiliki reagen yang lama.
Kekinian, reagen yang ditemukan Unair, juga telah dimiliki oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbangkes.
Korban Tewas Akibat Virus Corona Tembus 910 Orang
Dikutip dari laman ksp.go.id, hingga Selasa (11/2) jumlah korban jiawa akibat virus corona sebanyak 910 orang.
Korban meninggal dunia terbanyak masih berada di negara China sebanyak 908 orang. Kemudian Hong Kong 1 orang dan Flipina 1 orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta
-
Rp500 T Subsidi Bansos Meleset, Gus Ipul Akui Hampir Separuh Penerima Bantuan Salah Sasaran
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II
-
Wamendagri Ribka Haluk Sebutkan TPID Bali Miliki Peran Strategis Dalam Mendukung Program Nasional
-
Dipolisikan ARAH, Ribka Tjiptaning Berani Adu Data: Banyak Korban Kejahatan Soeharto Siap Bersaksi
-
Konsolidasi PPP: Mardiono dan Din Syamsuddin Bahas Kebangkitan Politik Islam untuk Persiapan 2029