Suara.com - Tanggapan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD soal dokumen tahanan politik (tapol) di Papua menjadi perbicangan di media sosial. Warganet menyayangkan sebutan 'sampah' yang dilontarkan Mahfud.
Sebelumnya, menurut keterangan Veronica Koman, dokumen yang berisi 57 nama dan lokasi tahanan politik Papua tersebut telah diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain itu, ada pula data 243 korban sipil yang meninggal selama operasi militer di Nduga.
Terkait klaim penyerahan dokumen, Mahfud mengatakan banyak orang yang mengirim surat kepada Jokowi.
Namun, ia mengaku belum menerima data dari Veronica Koman. Pun bila ada surat dari Veronica, Mahfud hanya menyebutnya sebagai sampah.
"Belum dibuka kali suratnya. Surat banyak. Kan surat orang banyak. Rakyat biasa juga ngirim surat ke Presiden. Jadi kalau memang ada, sampah saja lah kalau kayak gitu," ungkap Mahfud, Senin (11/2/2020).
Repons Mahfud tersebut kontan menuai perhatian dari warganet. Di linimassa Twitter, tak sedikit warganet yang memberikan kritik dengan mengungkit pernyataan Mahfud dalam artikel pemberitaan.
Seperti profesor program studi Indonedia di Monash University, Ariel Heryanto yang memberi komentar singkat, "Sakit".
Sementara akun @HipoYRWangge menyebut, pernyataan Mahfud telah menyakiti perasaan warga Papua.
"Pal @mohmhfudmd pernyataan Anda soal data korban pengungsi internal yang meninggal adalah "sampah" telah menyakiti masyarakat Nduga. Korban yang meninggal adalah riil dan bisa kami konfirmasi (Teman-teman yang membantu dan saya yang meneliti konflik Nduga," tulisnya.
Baca Juga: BATC 2020: Susunan Pemain Tim Putri Indonesia vs Filipina
Adapun warganet lainnya turut mengungkap kekecewaannya lewat cuitan berikut.
"Surat-surat rakyat yang dikirim untuk aspirasi dan penuh dengan perasaan.hanyalah sampah? Semoga hanya saya yang salah baca dan salah mengartikan maksud pak @mohmahfudmd," kata @TommyAlan2.
Tanggapan Veronica Koman
Veronica berpendapat jika pernyataan Mahfud soal data tapol Papua, sebagai sinyal bobroknya penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
"Pernyataan ini memberikan sinyal makin suramnya penegakan HAM di era saat ini. Saya kira kata-kata Pak Mahfud bukan 'belum menerima data' kan," kata Veronica kepada Suara.com, Rabu (12/2)
Veronica menyebut, Mahfud sebelumnya juga pernah membuat pernyataan yang dapat melukai hati rakyat Papua. Maka, Veronica tak heran dengan pernyataan 'sampah' yang keluar dari mulut Mahfud.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
Terkini
-
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Singgung Sila ke-4: Pilkada Lewat DPRD Layak Dikaji dan Konstitusional
-
KPK Sebut Penyidikan Kasus Haji Segera Rampung, Bagaimana Nasib Gus Yaqut hingga Bos Maktour?
-
Istana Dukung Langkah Pemda Larang Pesta Kembang Api di Perayaan Tahun Baru
-
Bambang Widjojanto Ingatkan KPK Tak Tunda Penetapan Tersangka karena Perhitungan Kerugian Negara
-
Banjir Sumatera Bukan Bencana Alam, Amnesty International: Cerminan Kebijakan Pro Deforestasi
-
Persija Jakarta Vs Bhayangkara FC Malam Ini, 1.295 Personel Gabungan Siap Amankan SUGBK
-
KPK Bantah Ada Intervensi untuk Hentikan Penyidikan Kasus Tambang Nikel Konawe Utara
-
Berlaku Januari 2026, Prabowo Sudah Teken KUHAP Baru
-
Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, Eddy Soeparno Ingatkan Bahaya Over Capacity dan Cuaca Ekstrem
-
Dokumen Kependudukan Warga Terdampak Bencana Sumatra Gratis, Mensesneg Pastikan Tak Ada Biaya