Suara.com - Rapor Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan RI terbilang mentereng berdasarkan hasil survei Indo Barometer, yang dirilis hari Minggu (16/2/2020).
Prabowo mendapat predikat menteri paling populer ketimbang anggota lainnya Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden dan Wapres Jokowi – Maruf Amin.
Selain paling populer, masih berdasarkan survei tersebut, Prabowo juga memunyai nilai paling tinggi dalam hal kinerja.
“Berdasarkan survei kami, Prabowo adalah menteri yang paling dikenal masyarakat, yakni dengan angka 18,4 persen,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Hotel Century Park Senayan, Jakarta.
Sementara ranking kedua dan ketiga menteri terpopuler adalah Sri Mulyani (10,6 persen) dan Erick Thohir (8,2 persen).
"Saya kira wajar karena Prabowo adalah mantan calon presiden, dua kali," kata Qodari.
Terkait kinerja, Prabowo mendapat skor 26,8 persen dari responden survei Indo Barometer. Pada posisi kedua, ada Sri Mulyani (13,9 persen), Erick Thohir pada ranking ketiga (12,6 persen), serta Mahfud MD (7,3 persen).
"Jadi ada nama-nama yang tanpa dikenal, tapi begitu ditanya siapa terbaik, nama Prabowo muncul," ucap Qodari.
Untuk diketahui, Indo Barometer melakukan survei 'Evaluasi Publik dan Isu-isu Nasional dalam 100 Hari Jokowi - Ma'ruf Amin' sejak 9 hingga 15 Januari 2020.
Baca Juga: Survei Indo Barometer: Tingkat Kepuasan Publik ke Ma'ruf Amin Jeblok
Survei tersebut dilaksanakan di 34 provinsi dengan melibatkan sampel sebanyak 1.200 responden. Ambang batas kesalahan diklaim 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Maruf Amin jeblok
Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei “Evaluasi Publik dan Isu-isu Nasional dalam 100 Hari Jokowi – Maruf Amin”.
Hasilnya, tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi lebih besar kalau diperbandingkan tingkat kepuasan terhadap wakilnya Maruf Amin.
Berdasar hasil survei Indo Barometer, sebanyak 70,1 persen masyarakat mengaku puas terhadap kinerja Jokowi.
Angka tersebut meningkat kalau diperbandingkan dengan survei tahun 2015, yang mana tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi hanya mencapai angka 57,5 persen.
Berita Terkait
-
Ahok Dinilai Lebih Baik Atasi Masalah Banjir DKI Dibanding Anies dan Jokowi
-
Survei Indo Barometer: Tingkat Kepuasan Publik ke Ma'ruf Amin Jeblok
-
Saat Nama Prabowo Jadi Perdebatan dalam Bahasan Terorisme
-
Dalih Pesta Kecil-kecilan, Prabowo Akui Malu Undang Jokowi di HUT Gerindra
-
Tengok Ratusan WNI di Natuna, Prabowo Dadah hingga Kiss Bye di Dalam Bus
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Sosok Dini Yuliani, Istri Bupati Purwakarta yang Meninggal Dunia Hari Ini
-
Heboh Rocky Gerung Plesetkan Lirik "Anak Sekecil itu Disuruh jadi Wapres", Iwan Fals Panik: Cukup!
-
Dana Publik Terancam? KPK Selidiki Dugaan Mark-Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, DPR Mendukung
-
Said Didu ke Prabowo: Ciut Bentuk Komite Reformasi Polri Usai Ketemu Jokowi?
-
Mahfud Ragu Luhut Terlibat Dugaan Korupsi Whoosh: Dia Masuk Saat Barang Sudah Busuk
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
Geger Utang Whoosh, Mahfud MD: 1000 Persen Setuju Jokowi, Tapi Usut Tuntas Dugaan Mark Up
-
Sandra Dewi Cabut Gugatan: Awalnya Ngotot, Kini Pasrah Barang-barang Disita Kejagung, Mengapa?
-
Geger Utang Whoosh, Bunga Pinjaman China Disebut 20 Kali Lipat Lebih Ganas dari Jepang
-
Luhut Sebut Whoosh 'Busuk' Sejak Awal, Said Didu Heran: Kenapa Kebusukan Itu Tidak Dihentikan?