Suara.com - Komnas HAM telah menyerahkan berkas penyelidikan peristiwa berdarah Paniai yang terjadi pada 2014 kepada Kejaksaan Agung. Terkait itu, pihak pemerintah mengklaim bakal transparan terkait kasus tersebut.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menuturkan pihaknya sudah menyerahkannya berkas penyelidikan kepada Kejaksaan Agung pada 11 Februari lalu.
"Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 berkas penyelidikan hanya diserahkan kepada Jaksa Agung sebagai penyidik," kata Taufan saat dihubungi Suara.com, Rabu (19/2/2020).
Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengetahui hal tersebut. Teknisnya berkas yang sifatnya rahasia itu diserahkan kepada Kejagung dan akan didalami.
Setelahnya Kejagung akan melaporkan kepada Mahfud dan disampaikan ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Jadi sekarang hadir di kejaksaan Agung dan kita terus mengolahnya sesuai dengan mekanisme yang tersedia dalam perlindungan hak asasi manusia dan penyelesaian kasus-kasus HAM," kata Mahfud di kantornya.
Sementara Komnas HAM pernah menyampaikan ada indikasi obstruction of justice dalam pengusutan kasus Paniai yang menyebabkan empat orang meninggal dunia akibat luka tembak dan luka tusuk. Menanggapi hal itu, Mahfud selaku pemerintah mengklaim akan terbuka dalam proses penyelidikannya.
"Kita kan tidak mungkin juga sembunyi-sembunyi tetap itu akan dilakukan secara transparan. Dilanjutkan atau tidak dilanjutkan tetap transparan," pungkasnya.
Baca Juga: Keinginan Presiden Jokowi soal Penurunan Harga Gas Masih Jadi Mimpi
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Aktivis 98 Gagas 'Warga Peduli Warga', Bagikan Ribuan Sembako ke Ojol dan Warga Rentan Jakarta
-
Viral Detik-Detik Truk Gas Meledak: 8 Orang Tewas Terpanggang, Puluhan Kritis
-
Suyudi-Dedi Prasetyo Calon Kuat, Seabrek 'Dosa' Era Kapolri Listyo Mesti Ditanggung Penerusnya!
-
Tiga Mahasiswa Dinyatakan Hilang, Polda Metro Jaya Buka Posko Pengaduan
-
Isu Listyo Sigit Diganti, ISESS Warning Keras: Jangan Pilih Kapolri dengan Masa Jabatan Panjang
-
'Ganti Kapolri' Trending, Data INDEF Ungkap Badai Kemarahan Publik di X dan TikTok, Ini Datanya
-
Marak Pencurian Kabel Traffic Light di Jakarta, Pramono Ogah Penjarakan Pelaku: Humanisme Penting!
-
Gigit Jari! Bansos Disetop Imbas Ribuan Warga Serang Banten 'Dibudaki' Judol, Termasuk Belasan ASN
-
Cegah Siswa Keracunan, BGN Ajari Penjamah di Mimika soal MBG: Diiming-imingi Sertifikat Hygiene!
-
Isu Pergantian Kapolri, Pengamat Sebut Rekam Jejak Hingga Sensitivitas Sosial Jadi Parameter