Suara.com - Satgas Waspada dan Siaga NcoV PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Erlina Burhan menyindir Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan, soal antisipasi wabah virus corona baru (COVID-19).
Menurut dr Erlina, sektor kesehatan juga perlu diperhatikan untuk menanggulangi penyebaran virus ini.
Hal tersebut disampaikannya saat hadir dalam acara Indonesia Lawyers Club bertajuk "Ketika Corona Sudah Sampai di Indonesia" yang tayang di tvOne, Selasa (3/3/2020) malam.
"Pak Dany tadi mengatakan bahwa sudah ada antisipasi untuk corona. Tapi yang saya dengar hanya bicara tentang ekonomi, pariwisata, walaupun saya agak kagum beliau menyinggung tentang orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan, menurut saya pinter juga ini ya," kata Erlina.
Ia melanjutkan, "Tapi ada yang ingin saya tanyakan, kok antisipasi corona hanya ekonomi dan pariwisata, mbok ya kesehatan juga".
Sebagai dokter, Erlina mengaku merasakan pemerintah belum memperhatikan tenaga medis dalam upaya menghadapi virus corona. Beberapa fasilitas untuk mereka belum terpenuhi.
"Ini saya rasakan, karena saya bekerja di rumah sakit rujukan, fasilitas kita ada beberapa yang belum terpenuhi. Terutama Alat Pelindung Diri (APD). Kalau ada satu pasien saja itu APD-nya akan banyak terpakai," ungkap Erlina.
Ia lantas meminta kepada Dany selaku orang yang dekat dengan Presiden untuk membantu petugas kesehatan.
"Tolonglah, petugas kesehatan ini dibantu agar bekerja dengan nyaman. Kami dokter dan petugas kesehatan dituntut harus bekerja ikhlas, 24 jam, tidak boleh mengeluh," kata perwakilan PB IDI tersebut.
Baca Juga: Wuhan Coronavirus di Indonesia, Pameran IIMS 2020 Tetap Jalan
"Oke fine, kita terima tapi bikin jugalah kami nyaman. Tolong sampaikan kepada Pak Presiden," imbuhnya.
Tenaga Ahli Utama KSP ungkap ekonomi nasional turun
Dany Amrul Ichdan menjelaskan upaya pemerintah untuk menghadapi wabah virus corona. Selain itu, ia juga mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional turun karena terdampak virus corona.
"Sekarang dengan adanya virus corona, PDB kita terancam turun. Dengan turunnya satu persen pertumbuhan ekonomi China, itu membuat pertumbuhan ekonomi nasional turun 0,2 - 0,3 persen. Jadi, kita ekonomi hanya 4,7 persen tahun 2020 ini," ujar Dany.
Menurutnya, konsumsi masyarakat juga turun setelah adanya isu virus corona. Dany berpendapat bahwa konsumsi masyarakat harus didorong.
"Sekarang konsumsi masyarakat di bawah 5 persen, 4,9 persen, ini harus distimulasi. Bukan enggak punya uang, orang berjaga-jaga. Oleh karena itu perlu distimulasi dengan paket-paket kebijakan fiskal," katanya.
Berita Terkait
-
Jokowi: Investasi Mau Masuk, Ada Corona Jadi Ngerem Semua
-
Resah Soal Virus Corona, Ashanty Tolak Salaman dengan Orang Lain
-
Bagaimana Cara Singapura Memastikan Pasien Virus Corona Benar-benar Sembuh?
-
Satgas Corona PB IDI: Saya Ingin Meng-Corona-kan Tuberkulosis
-
Soal Upaya Pemerintah Hadapi Wabah, Begini Tanggapan Satgas Corona PB IDI
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
KemenPPPA: Perilaku Gus Elham Bisa Masuk Kategori Pidana Kekerasan Terhadap Anak
-
Kepala BGN: Program MBG Penyumbang Terbesar Keracunan Pangan Nasional
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?
-
Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
-
PSI Kritik Pemprov DKI Hanya Ringankan Pajak BPHTB: Harusnya Sekalian Gratis...
-
Refly Harun Pasang Badan Selamatkan Roy Suryo Cs: Kasus Ijazah Jokowi Tak Layak Diproses!
-
Komisi I DPR Usul Indonesia Tiru Kebijakan China, Influencer Harus Punya Sertifikat Profesi
-
PBNU dan Wamenag Bersuara Keras: Perilaku Gus Elham Nodai Dakwah, Tak Pantas Ditiru!