Suara.com - Sejak Indonesia dinyatakan memunyai kasus pasien positif virus corona Covid-19, Senin (2/3) awal pekan ini, warga DKI Jakarta yang melapor merasakan indikasi terjangkit virus itu meningkat tajam.
Bahkan, Pemprov DKI Jakarta mencatat ada lebih dari 2000 orang yang menghubungi nomor telepon layanan informasi terkait virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, laporan orang-orang yang merasa terjangkit virus corona tersebut masuk ke Tim Sigap Covid-19 yang dibentuk 27 Februari 2020. Tim ini menerima berbagai aduan warga DKI terkait adanya dugaan penularan virus.
“Sejak awal tim dibentuk hingga kekinian, sudah ada 2 ribuan orang yang mengadu,” kata Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Asisten Kesra DKI Jakarta Catur Laswanto mengatakan, jumlah pelaporan secara signifikan naik sejak pemerintah mengumumkan dua WNI positif terinfeksi virus corona. Namun ia menyebut kebanyakan pelapor hanya panik.
Sebab, setelah ditindaklanjutkan, para pelapor ternyata hanya mengalami batuk pilek biasa, tak ada gejala mengarah ke virus corona.
"Karena ada orang yang telepon itu kadang-kadang karena panik, bingung, padahal sebetulnya hanya batuk pilek biasa,” kata Catur.
Ia menganggap peningkatan pelaporan ini adalah hal wajar. Pasalnya masuknya virus corona ke Indonesia memunculkan ketakutan bagi masyarakat.
“Karena ini kan persoalan psikologis. Soal ketakutan, panik," jelasnya.
Baca Juga: 2 Band Batal Tampil karena Corona, Hammersonic 2020 Ditunda?
Sebelumnya, jumlah warga DKI Jakarta yang terduga terjangkit corona semakin bertambah. Dari 1 Januari hingga Rabu (4/3/2020), 279 orang telah dinyatakan sebagai suspect virus mematikan dari China itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengatakan tidak seluruh warga diduga terinfeksi virus corona itu masih ditangani. Sebagian di antaranya sudah dinyatakan negatif.
Ia menyebutkan, 121 orang yang sempat menjalani pemantauan sudah dinyatakan sehat. Sementara 120 orang di antaranya masih menjalani masa pemantauan.
"120 orang dalam pemantauan masih dipantau," ujar Dwi dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Suara.com, Rabu (4/3/2020).
Selain itu, dari 56 pasien yang menjalani masa pengawasan, 30 orang sudah selesai diperiksa dan dinyatakan bebas dari virus corona. Meski demikian, masih ada 26 orang yang mendapatkan pengawasan.
"26 pasien dalam pengawasan masih dirawat.”
Berita Terkait
-
Cegah Virus Corona Covid-19, Pemprov Jakarta Larang Syuting Film dan Konser
-
279 Orang di DKI Suspect Corona, 26 Orang Masih Dirawat
-
Cuma Balai Kota, Kantor Pemda DKI Lain Belum Ada Pemeriksaan Suhu Tubuh
-
Corona Masuk Indonesia, Anies: Pakai Masker Kalau Memang Sakit
-
Akui Satu Guru Suspect Virus Corona, Sekolah ACG Jakarta Diliburkan
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Putusan MK Larang Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil, Yusril: Jadi Masukan Reformasi Polri
-
Prabowo Sudah Dengar Gerindra di Sejumlah Daerah Tolak Budi Arie Gabung, Suara Bakal Dipertimbangkan
-
Tok! DPR-Pemerintah Sepakati Bawa RUU KUHAP ke Paripurna untuk Disahkan, Ini Substansinya
-
Jelang Hari HAM Sedunia, Yusril Sebut Tak Ada Bahasan Amnesti-Abolisi untuk Aktivis Demo Agustus
-
Jelaskan Ada Pengkondisian dalam Akuisisi Kapal, KPK Bantah Kriminalisasi Kasus ASDP
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
-
Aktivis Feminis Desak Negara Akui Femisida Sebagai Kejahatan Khusus dan Masuk UU
-
Menkes Wacanakan Kelas Standar Bagi Peserta BPJS: Nggak Usah Cover yang Kaya, Fokus yang Bawah Aja
-
Satu Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi Bedah Plastik, Total 20 Siswa Masih Dirawat
-
Soal Tim Reformasi, DPR Harap Bukan Cuma 'Kosmetik': Polri Harus Kembali ke Mandat Konstitusi