Suara.com - Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 (Corona) Achmad Yurianto membeberkan jika kondisi dua pasien positif corona di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso mengalami depresi lantaran identitas keduanya sempat terungkap di publik.
Keduanya adalah pasien 01 dan pasien 02 yang juga merupakan ibu dan anak asal Depok, Jawa Barat.
"Mereka sekarang agak depresif akibat pernah mengalami hukuman sosial yang besar akibat identitasnya terungkap. Sekarang mereka agak tertekan dengan itu," ujar Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020).
Yurianto menuturkan faktor psikologis sangat berpengaruh pada imunitas seseorang. Sehingga kata dia kedua pasien 01 dan pasien 02 masih positif corona karena adanya faktor psikologis.
"Ini saya katakan dari awal faktor psikologis akan berpengaruh pada status imunitas seseorang," ucap dia.
Kendati demikian, Yurianto mengatakan meski masih positif corona, pasien 01 dan pasien 02 tidak memiliki keluhan sakit.
"Hasil pemeriksaan spesimen kemarin padahal sudah masuk hari ke-7 masih positif. Jadi belum akan melepas perawatan meski secara klinis tidak ada keluhan apa-apa," tutur Yurianto.
Kemudian kondisi pasien 03 dan 04 dalam keadaan jauh lebih membaik dan juga tidak memiliki keluhan. Namun pasien 03 dan 04 meminta agar identitasnya tak diungkap.
"Pasien 03, 04 jauh lebih bagus dari sebelumnya ada keluhan dan permintaan ke kita. Kami memberikan garansi tidak akan mengumumkan namanya karena mereka takut seperti yang terjadi di 01-02," ucap dia.
Baca Juga: Stes Bisa Tingkatkan Risiko Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Ini Alasannya
Sementara kondisi pasien 05 dan pasien 06 masih positif corona. Keduanya juga tidak memiliki keluhan.
"05 bagus tidak ada keluhan tapi karena biasa aktif bergerak jadi di kamar bosan. 06 bagus tidak ada keluhan, ini imported case penularan di Diamond Princess, kami yakini tidak bersumber dari penularan lokal," ucap dia
Lebih lanjut, Yurianto menyebut pihaknya tak melarang pasien 01, 02, 03 , 04, 05 berkomunikasi menggunakan telepon ataupun menonton televisi.
Karena kelima pasien tersebut merupakan pasien yang terkena corona di klaster yang sama.
"Pasien 01-05 dari klaster yang sama karena itu di antara mereka ada komunikasi karena tidak dilarang untuk menggunakan smartphone tidak isolasi sosial tapi isolasi fisiknya masih boleh TV juga," katanya.
Berita Terkait
-
2 dari 6 Pasien Terinfeksi Virus Corona Demam Tinggi sampai 37 Derajat
-
Identitas Diungkap Media Bikin Pasien Corona Stres, Yurianto: Sulit Sembuh
-
Pelajar di Bogor Positif Virus COVID-19? Polisi: Cuma Demam sama Pilek
-
Perempuan Indonesia Usia 62 Tahun di Singapura Positif Virus Corona
-
Fitri Tropica Sempat Parno Pasien Positif Covid-19 Tinggal di Depok
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung
-
Wamendiktisaintek Soroti Peran Investasi Manusia dan Inovasi untuk Kejar Indonesia Emas 2045
-
Rumus Baru UMP 2026, Mampukah Penuhi Kebutuhan Hidup Layak?
-
Bobol BPJS Rp21,7 Miliar Pakai Klaim Fiktif, Kejati DKI Tangkap Tersangka berinisial RAS
-
Mengapa Penanganan Banjir Sumatra Lambat? Menelisik Efek Pemotongan Anggaran
-
Atasi Krisis Air, Brimob Polri Targetkan 100 Titik Sumur Bor untuk Warga Aceh Tamiang