Suara.com - Budayawan Sudjiwo Tedjo menduga NF, perempuan 15 tahun yang membunuh bocah 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat mengalami delusi. Pasalnya, NF tak menyesali tindakannya dan justru merasa puas.
Pernyataan ini disampaikan Sudjwo Tedjo saat menjadi narasumber program ILC TV One bertajuk "Dari Bullying Sampai Membunuh: Kenapa Anak-anak Kita Makin Kejam", Selasa (10/3/2020) malam.
Sudjiwo Tedjo ingin menunjukkan bahwa delusi tak semata-mata disebabkan oleh tontotan yang dinikmati korban. Sebab, manusia hidup dari cerita-cerita jauh sebelum ada media elektronik seperti televisi.
Ia membandingkan kasus NF dengan perbuatan kanibalisme Sumanto beberapa tahun silam.
"Tahun 2000-an saya bikin film Sumanto. Masih ingat? Pak Johny Plate ada Sumanto yang makan mayat, itu sebelum ada KPI dan gitu-gituan," ucap Sudjiwo Tedjo.
Ia lalu bertanya, "Bagaimana dia (Sumanto) dapat delusi?".
Sudjiwo Tedjo pun mengatakan timnya mendapat jawaban mencengangkan saat mewawancarai Sumanto di penjara terkait aksinya yang memakan mayat manusia.
"(Dia bilang) nah mas, mayat itu daripada dimakan belatung mending saya makan, saya muliakan oleh manusia. Dimakan oleh manusia. Kita kaget, ada delusi yang terdiri dari cerita-cerita," kata Sudjiwo Tedjo.
"Negara ini kan cerita, semua orang hidup dari cerita. Uang juga dari cerita. Banyak sekali hidup yang terdiri dari cerita," lanjutnya.
Baca Juga: Marsma Bob Henry Panggabean: Pentolan Tim Aerobatik nan Tersohor
Sudjiwo Tedjo lantas mengungkit Don Quixote dalam dunia sastra Spanyol. Kisah tersebut menceritakan orang tua yang berdelusi menjadi pahlawan dan ingin menyelamatkan desanya.
Ia mengatakan, seseorang yang larut dalam delusinya akan meyakini imajinasinya sendiri, termasuk bertindak jahat dan tidak menyesalinya.
Kisah tersebut lantas disamakan dengan kasus NF yang disebut-sebut tega melakukan pembunuhan karena terinspirasi dari film.
"Mungkin yang terjadi gitu juga (delusi) pada si anak yang sedang kita bicarakan (NF). Kenapa dia seolah-olah tidak merasa bersalah atau yang terjadi dia merasa menyesal karena dia sadar delusi," terangnya.
"Yang paling berbahaya dari delusi-delusi yang diciptakan oleh film, yang diciptakan oleh cerita-cerita lain itu kalau dia sudah meyakini itu sebagai kehidupannya," kata Sudjiwo Tedjo, memungkasi.
Bunuh Bocah 6 Tahun dan Simpan Mayat di Lemari, Gadis 15 Tahun: Saya Puas
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Bahlil Pasang Target Tinggi di Pileg 2029: Bisa Terwujud Kalau Presiden Senyum Bersama Golkar
-
Lampu Hijau DPR: Anggaran Bencana Sumatera Boleh Diutak-atik Tanpa Izin, Ini Syaratnya
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat