Perlindungan sementara
Pendekatan infus plasma sifatnya sementara, dia tidak seperti vaksi meskipun sama-sama memberi perlindungan.
Metode ini dapat memberi suntikan antibodi sementara kepada orang yang nyawanya terancam atau mereka yang membutuhkan dosis berulang.
Namun, jika FDA setuju, penelitian kedua akan memberikan infus plasma yang kaya antibodi ini kepada orang-orang tertentu yang berisiko tinggi oleh paparan Covid-19. Seperti pekerja rumah sakit atau petugas garda depan lainnya, kata Dr. Liise-anne Pirofski dari Montefiore Health, New York.
"Kami sangat membutuhkan kedua hal itu. Kita harus bisa memutus siklus penularan dan kita juga harus bisa membantu orang yang sakit," kata Pirofski.
Untuk diketahui, metode pengobatan menggunakan plasma dari pasien yang sembuh ini pernah dilakukan selama pandemi flu pada tahun 1918.
Pendekatan ini juga dipakai untuk mengatasi wabah SARS tahun 2002. Pada tahun 2014, plasma penyintas Ebola juga digunakan untuk mengobati pasien yang masih sakit selama epidemi di Afrika Barat.
Tag
Berita Terkait
-
Penggali Kubur Takut, Wabup Sidoarjo Turun tangan Gali Makam Pasien Corona
-
Gadis 21 Tahun Asal Inggris Meninggal Akibat Covid-19 Tanpa Penyakit Bawaan
-
Babak Baru Perseteruan China vs AS: soal Penyebab dan Pasien 0 Covid-19
-
Dampak COVID-19, Polusi Udara Menurun Drastis
-
Klub Malam Tutup, Para Stripper Siap Antar Makanan Sambil Telanjang Dada
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan