Suara.com - Virus corona yang menyebar di hampir seluruh negara di dunia membuat angka rasisme dan ujaran kebencian kepada orang China melonjak tajam. Hal ini dikarenakan kasus pertama virus corona terjadi di Kota Wuhan, sebuah Ibukota Provinsi Hubei, China.
Penyakit dari virus ini kemudian menular kepada orang-orang dan menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia.
Akibat mewabahnya penyakit ini, tingkat rasisme dan ujaran kebencian di media sosial terhadap orang-orang China meningkat drastis.
Menyadur dari Daily Mail, sebuah laporan dari L1ght, organisasi yang biasa mengukur tingkat toksisitas di dunia maya, menunjukkan bahwa ujaran kebencian kepada orang-orang China di Twitter mengalami kenaikan
Ujaran kebencian ini termasuk pada tagar yang beredar seperti #Kungflu, #Chinesevirus, dan #communistvirus.
L1ght juga menemukan ujaran rasisme yang ditunjukkan kepada kaum Asia-Amerika yang tinggal di Amerika Serikat setelah sejumlah kelompok, aktivis, dan politisi melaporkan kejadian tersebut.
Dalam temuannya, L1ght menunjukkan bahwa foto, video, pesan suara dan tulisan yang mengandung ujaran kebencian dan rasisme itu tersebar dalam beberapa platform seperti sosial media, website, grup obrolan remaja dan forum-forum game.
L1ght menghitung sejak ditemukannya kasus virus corona pada Desember 2019 lalu hingga Maret 2020, tingkat perundungan terhadap China dan etnisnya naik hingga 900 persen.
Terlebih, sejak beberapa negara memberlakukan lockdown. Ini berdampak pada aktivitas dunia maya yang turut melonjak karena orang-orang diminta untuk tetap berada di rumah.
Baca Juga: Irwansyah Minta Pemeriksaan Kasus Penggelapan Rp 1,9 M Dipindah ke Jakarta
"Orang-orang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di sosial media, aplikasi komunikasi, ruang obrolan, dan layanan game. Dan masalah endemik pada platform-platform ini ialah ujaran kebencian, pelecehan, toksisitas, dan intimidasi, menjadi semakin penting," kata L1ght dalam laporannya.
Sementara itu, para kritikus menatakan, pernyataan Donald Trump yang menyebut bahwa virus corona sebagai 'virus China' juga telah menghasilkan xenofobia.
Xenofobia adalah rasa ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain yang dianggap asing.
Trump mengelak bahwa kalimatnya mengandung makna rasis.
"Itu sama sekali bukan rasis. Itu berasal dari China, itu sebabnya. Itu berasal dari China. Saya hanya ingin lebih akurat," kata Trump saat konferensi pers.
Berita Terkait
-
Hore! Ada 13 Pasien Corona Dinyatakan Sembuh, Langsung Boleh Pulang
-
Warteg Ini Gratiskan Makanan Bagi Pekerja yang Terdampak Corona
-
Imbau Warga Tak Mudik untuk Cegah Corona, PBNU: Silahturahmi Lewat Daring
-
Ahli Gizi UGM Sebut Makanan Ini Bisa Halau Corona, Diantaranya Ikan Kembung
-
Hari Ini 15 Pasien Corona Meninggal, Totalnya Kini Capai 102 Kasus
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Proyek Chromebook Diduga Jadi Bancakan, 3 Terdakwa Didakwa Bobol Duit Negara Rp2,18 Triliun
-
Inovasi Penanganan Bencana di Indonesia, Tiga Pelajar SMA Memperkenalkan Drone Rajawali
-
Pascabanjir di Padang, Penyintas Mulai Terserang ISPA dan Penyakit Kulit
-
Prabowo Panggil Semua Kepala Daerah Papua ke Istana, Sinyal Gebrakan Baru?
-
Pakai Analogi 'Rekening Koran', Hasan Nasbi Tantang Balik Penuduh Ijazah Jokowi
-
Pengelola SPPG di Bogor Klaim 90 Persen Sumber Pangan MBG Sudah Lokal
-
Kagetnya Roy Suryo Usai Lihat LP di Polda Metro Jaya: Ternyata Jokowi Dalang Pelapor
-
KPK 'Obok-obok' Tiga Lokasi, Buru Bukti Fee Proyek Bupati Lampung Tengah
-
Api di Kramat Jati: Saat Ratusan Kios Jadi Abu dan Harapan Pedagang Diuji?
-
7 Fakta Panas Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi, dari Adu Tuntutan Hingga Narasi Sesat