Suara.com - New York telah mengalami hari paling mematikan selama pandemi virus corona baru dengan mencatat 731 kematian dalam 24 jam terakhir, meskipun Gubernur Andrew Cuomo mengatakan pasien rawat inap berjumlah ajek sehingga memberikan harapan untuk negara bagian yang paling terpukul itu.
Bahkan ketika jumlah kematian mencapai 5.489 di seluruh New York, Cuomo mengatakan kepada pers, Selasa, bahwa dia bekerja sama dengan para gubernur New Jersey dan Connecticut mengenai rencana memulai kembali kehidupan begitu krisis mereda.
Cuomo mengatakan bahwa penutupan bisnis dan sekolah serta langkah pembatasan jarak sosial berdampak yang diinginkan dan mendesak masyarakat untuk terus patuh khususnya karena Kota New York bersiap menghadapi kemungkinan puncak rawat inap pekan ini.
"Perilaku kita mempengaruhi jumlah kasus," kata Cuomo seperti dikutip Reuters, Rabu (8/4/2020). "Jumlah kasus tidak turun dari surga."
731 kematian baru pada Senin pekan ini menandai kenaikan dari 599 kematian baru sehari sebelumnya, sementara rawat inap baru hampir dua kali lipat menjadi 656, bertentangan dengan tren beberapa hari terakhir yang oleh Cuomo disebut sebagai kemungkinan menjadi ratanya kurva.
Tetapi Cuomo memperingatkan untuk tidak terlalu banyak membaca data harian dan menekankan rata-rata tiga hari yang masih menunjukkan tren penurunan tekanan terhadap rumah sakit-rumah sakit di New York.
Sang gubernur juga menunjuk penurunan penerimaan unit perawatan intensif dan penurunan intubasi harian sebagai tanda-tanda yang membesarkan hati.
Cuomo mengatakan para pejabat kesehatan telah mengembangkan rejimen pengujian antibodi yang disetujui oleh Departemen Kesehatan AS untuk digunakan di negara bagian tersebut, dan mengatakan bahwa para pengambil kebijakan sedang berupaya meningkatkannya.
Tes itu, kata Cuomo, akan menentukan apakah orang telah mengembangkan antibodi setelah tertular dan sembuh dari virus corona, dan akan menjadi bagian dari rencana yang lebih besar yang bertujuan membuat orang kembali bekerja dan bersekolah.
Baca Juga: Perang Lawan Corona, Iran 'Haram' Minta Bantu Amerika Serikat
"Itu sebabnya Anda akan memiliki antibodi untuk virus - itu berarti Anda tidak lagi menular, dan Anda tidak bisa terpapar virus ini karena Anda memiliki antibodi dalam sistem Anda," kata gubernur. "Anda tidak akan mengakhiri virus ini sebelum mulai memulihkan hidup."
Sumber: Antara
Berita Terkait
-
Peta Sebaran Virus Corona di Surabaya 8 April 2020: Pasien Tewas Bertambah
-
New York Alami Hari Paling Mematikan Selama Krisis Virus Corona
-
Virus Corona Hidup di Suhu Dingin Begini Cara Aman Simpan Makanan di Kulkas
-
Perawat Tulis Surat Wasiat Khawatir Meninggal Terinfeksi Virus Corona
-
Kembangkan Vaksin Corona, Peneliti Selandia Baru Isolasi Virus SARS-CoV-2
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit