Proses mengeluarkan sang ibu dari rumah sakit untuk penguburan pun membutuhkan waktu yang lama. Akhirnya, mereka baru bisa mengubur ibunya di malam hari, kenangnya.
"Sangat sedikit keluarga yang datang. Kami semua mengenakan topeng dan sarung tangan. Kakak ipar saya memegang tangan dan berbisik ke saya: 'saya ingin memelukmu tapi tidak bisa'. Ibu mertua saudara laki-laki saya hancur. Tapi tidak ada dari kami yang bisa menghibur yang lain."
"Ayah saya tidak bisa mengucapkan selama tinggal kepada ibu. Dia menghadiri pemakaman tetapi dia belum melihatnya selama seminggu".
Setelah kematian ibu, ayah Aya dirawat di rumah sakit karena positif Covid-19.
"Ketika ayah pergi, aku sedih. Aku terus meraung di lantai," katanya.
Ayahnya telah pulih dan kembali ke rumah akhir pekan lalu.
Meskipun Aya dan saudara laki-lakinya tidak positif Covid-19, namun mereka harus tetap menjalani isolasi.
"Sebagai keluarga, kami bahkan tidak bisa dekat dan menguatkan satu sama lain."
Grup WhatsApp dan Facebook dibuat untuk mendoakan korban meninggal
Baca Juga: Kematian Pasien Positif Corona di Jawa Timur Melonjak Jadi 41 Orang
Rama Sameeh (31), seorang insinyur membuat grup WhatsApp untuk menyebarkan nama-nama korban yang meninggal sehingga orang-orang dapat berdoa untuk para korban.
Rama Sameeh mengumpulkan nama-nama para korban dari media sosial. Rana juga mendapatkan nama dari para keluarga korban yang meminta didoakan.
"Masjid ditutup, tapi korban tidak berhenti. Doa pemakaman sangat penting bagi kami," kata Rana.
Ada lebih dari satu Hadis (ucapan Nabi Muhammad) yang mengatakan tentang pentingnya partisipasi banyak orang dalam doa pemakaman.
Grup WhatsApp itu dibuat pada 24 Maret dan dalam beberapa hari anggota grup telah maksimal yaitu 256 orang.
Grup serupa juga dibuat di Facebook.
Berita Terkait
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Terdakwa Tabrak Lari Dituntut Ringan, Anak Korban Ngamuk: Saya Bakal Kirim Surat ke Presiden Prabowo
-
Dua Karyawan PT WKM Diduga jadi Korban Kriminalisasi, Aktivis Malut Tuntut PT Position Angkat Kaki!
-
18 Orang Meninggal, Sheila Marcia Semprot Pembuat Video Lucu Banjir Bali
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'