Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam waktu 14 hari tak akan bisa menuntaskan masalah penyebaran Virus Corona atau Covid-19. Karena itu, ia merencanakan untuk memperpanjang masa pemberlakuan PSBB di Jakarta.
Anies menyebut masa PSBB diterapkan selama 14 hari sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 tahun 2020 tentang pedoman PSBB. Namun sedari awal, dia tak yakin penanganan Covid-19 bisa dituntaskan dalam waktu yang ditentukan itu.
Pernyataan tersebut diungkapkan Anies saat melakukan rapat bersama Tim Pengawas DPR Penanggulangan Covid-19 melalui video konferensi. Anies juga didampingi wakilnya, Riza Patria yang baru dilantik.
“Padahal dalam kenyataannya wabah seperti ini tidak bisa selesai dalam 14 hari. Karena itu hampir pasti PSBB harus diperpanjang,” ujar Anies, Kamis (16/4/2020).
Sejak diterapkan pada 10 April lalu, Anies menyebut pihaknya sudah memperkirakan PSBB akan diterapkan dalam waktu yang lebih lama. Karena itu, ia menyatakan sudah melakukan persiapan untuk PSBB lebih lama.
Pasalnya, kata Anies, jika persiapan hanya dilakukan untuk 14 hari saja, maka akan kesulitan, ketika rencana tak sesuai. Terlebih lagi, kota Wuhan, China yang menjadi episenter pertama butuh waktu empat bulan sampai pulih walau belum sepenuhnya.
“Lebih baik kami mengasumsikan ini akan panjang, bila ternyata pendek Alhamdulillah. Tapi bila asumsinya pendek ini keteteran nanti. Tapi berapa lamanya? Saat ini setahu saya di seluruh dunia belum ada yang bisa selesai. Bahkan di Tiongkok, Wuhan masih menghadapi masalah dan sudah berjalan selama empat bulan,” jelasnya.
Meski tak menyebut sampai kapan PSBB akan diperpanjang, ia mengaku akan mempersiapkanya. Kendati demikian, ia tetap berharap agar pandemi ini segera berakhir.
“Sepertinya, kita di Jakarta harus menyiapkan periode yang mungkin agak panjang,mudah-mudahan cepat selesai. Kalau cepet selesai kita leluasa untuk bergerak lagi, kalau panjang kita harus bersiap."
Baca Juga: Penumpang MRT Menurun Saat PSBB di Jakarta
Berita Terkait
-
Penumpang MRT Menurun Saat PSBB di Jakarta
-
Langgar PSBB di Jakarta Akan Dipenjara 1 Tahun dan Didenda 100 Juta
-
Bandung Raya PSBB Corona 22 April Sampai 5 Mei 2020
-
Provinsi Sumbar Bakal Terapkan PSBB, Gubernur Irwan: Target Minggu Depan
-
PSBB Hari Kedua Bekasi: Petugas Bagikan Masker untuk Pemotor Lalai
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial