Suara.com - Tidak semua orang bisa menjalani anjuran work from home (WFH) dari pemerintah. Contohnya seperti perempuan paruh baya ini.
Pekerjaannya sebagai pemulung membuatnya terpaksa harus keluar rumah setiap hari. Nahas, lantaran corona ia mengaku sudah tak makan selama dua hari.
Ia menangis tersedu-sedu ketika salah seorang relawan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberinya satu karung beras.
"Saya sudah berhari-hari enggak makan, pak. Dari kemarin juga," katanya sambil mengelap air mata.
Bukan hanya dirinya yang tak bisa makan, tetapi anak-anaknya yang berada di rumah juga kelaparan karena tak ada yang bisa dimakan.
"Anak-anak saya juga pada sengsara. Terima kasih, banyak orang baik yang mau bantu," kata si ibu, masih dengan terisak-isak.
Ibu itu adalah salah satu penerima beras gratis dari program Operasi Pangan Gratis yang diinisiasi oleh ACT.
Aksi itu dilakukan dalam rangka mengatasi dampak virus corona yang berimbas hingga ke sosial ekonomi. Warga miskin terancam kelaparan karena ekonomi lesu.
Diduga hal ini disebabkan karena banyaknya perusahaan yang merumahkan karyawannya karena tak mampu membayar gaji.
Baca Juga: Gaji Tak Dibayar Selama Corona, Buruh Makan Daun-daunan karena Kelaparan
Berdasarkan data Disnaker Jawa Barat, selama pandemi corona, ribuan pekerja dipecat oleh perusahaan dan menjadi pengangguran.
"Ada 340 perusahaan yang melaporkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja [PHK] kepada 11.260 pekerja," kata M. Ade Afriandi kepada Suara.com, Jumat (17/4/2020).
Karena alasan itu, ACT menggagas program Operasi Pangan Gratis guna membantu warga miskin yang membutuhkan.
Program tersebut juga terbuka bagi para donatur dengan cara mengklik tautan ini.
Berita Terkait
-
Di-PHK karena Corona, Makin Banyak Orang Gila dan Pengemis di Jawa Barat
-
Penerimaan Pajak Penghasilan Tergerus Derasnya Gelombang PHK
-
Pemudik Sleman Capai 6.070 Orang, Warga Diingatkan Tak Pulang Kampung Dulu
-
Harapan Baik, Begini Prediksi Nasib Tukang Cukur setelah Pandemi Corona
-
Sri Mulyani Sebut 1,24 Juta Pekerja Jadi Korban PHK Imbas Corona
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka