Suara.com - Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta Yudhistira meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk lebih detail dalam mendata penerima bantuan sosial selama penerapan status pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Yudhistira mengatakan, seharusnya Dinas Sosial (Dinsos) DKI menggunakan data terbaru, sehingga penerima bantuan benar-benar orang yang membutuhkan dan tidak bermasalah seperti saat ini.
"Dalam hal ini, Dinas Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih memakai data lama sehingga ketika bantuan itu disalurkan banyak warga yang seharusnya tak berhak malah mendapatkan bantuan itu," kata Yudhistira saat dikonfirmasi, Senin (20/4/2020).
Dia juga meminta masyarakat untuk sadar diri, jika cukup mampu untuk bertahan di tengah pandemi Corona alangkah lebih baik bantuan yang diberikan dikembalikan agar Dinsos memberikan kepada yang lebih membutuhkan.
"Kami turun ke masyarakat dan diskusi dengan RT dan RW mendapat masukan bahwa data yg dipakai adalah data dari dinas sosial yang kurang valid," lanjutya.
Yudhistira menyatakan, hingga kini DPRD DKI juga selalu mengawasi pembagian bansos agar lebih tepat sasaran.
"Kami tentu menjalankan fungsi kami yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan pembagian bansos ini dengan harapan untuk menjadi masukan dan evaluasi agar pelaksanaan berikutnya lebih baik dan tepat sasaran," tutupnya.
Sebelumnya, banyak laporan warga yang menyatakan bantuan dari Dinsos DKI salah sasaran, bahkan di Kelapa Gading ada rumah senilai Rp 7 miliar yang turut menerima sumbangan namun akhirnya dikembalikan oleh pemilik rumah karena merasa tidak membutuhkan.
Berikut syarat warga yang menjadi penerima Bansos:
Baca Juga: Bansos Anies di Kelapa Gading Salah Sasaran, Camat: Kami Cuma Membagikan
- Warga / masyarakat yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS);
- Penerima bantuan eksisting Kartu Kesejahteraan Sosial DKI Jakarta (KJP Plus, KJMU, Kartu Lansia Jakarta, Kartu Disabilitas, Kartu Pemenuhan Kebutuhan Dasar (KSD) Anak, PMT-AS, dan Pangan Murah Jakarta);
- Memiliki penghasilan kurang dari Rp. 5 juta/ bulan;
- Terkena PHK atau dirumahkan dengan pengurangan atau tidak menerima gaji;
- Tutup usaha/ tidak bisa berjualan kembali;
- Pendapatan/ omset berkurang drastis akibat pandemi Covid-19.
Berita Terkait
-
Bansos dari Jabar dan DKI Dibanding-bandingkan, Begini Respons Warganet
-
Penyaluran Bansos Sembako di Wilayah Jabodetabek
-
Pemprov DKI Kirim Bansos ke Warga Punya Rumah Rp 7 M, PDIP: Salah Sasaran
-
Orang Miskin Sebatang Kara Tak Dapat Bansos Anies, Warga Bermobil Dapat
-
Anies Sebut Ada Daging Ayam dan Sapi di Paket Bansos DKI, Ini Faktanya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
Urai Penumpukan Roster CPMI Korea Selatan, Menteri Mukhtarudin Siapkan Langkah Strategis