Karena itulah, pemerintah mengimbau ada larangan mudik. Namun, bagi Abah Tabib, kerinduan berkumpul dengan keluarga lebih kuat ketimbang semua kengerian itu.
Dan ia secara sadar menerapkan protokol kesehatan untuk mengisolasi diri, dan dipilihnya cara yang cukup ekstrim dengan tinggal jauh dari rumah di tenda seorang diri.
“Di sini (Klaten) lebih banyak ketakutannya karena orang banyak gak tahu karakter virus Corona seperti apa. Kalau ada ada orang jauh yang datang dianggap menularkan penyakit. Jadi daripada saya dikucilkan, lebih baik saya isolasi di tenda sendiri,” katanya.
Abah Tabib bertolak dari Riau menggunakan pesawat dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru pada tanggal 15 April lalu. Begitu tiba di Bandara Yogyakarta, ia langsung meminta dijemput oleh adik kandungnya.
Sesampainya di kampung halamannya, ia langsung melapor ke Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Satgas COVID-19 di daerahnya. Kemudian ia langsung memeriksakan diri ke Puskesmas dan dinyatakan tidak ada gejala terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Terhitung lima hari sejak kedatangannya, Abah Tabib berdiam diri di tenda yang didirikannya di tepi Sungai Kecu.
Lokasi itu sepi, berjarak 100 meter dari rumah keluarganya. Sedangkan kalau dari rumah tetangga terdekat, tenda itu berjarak sekitar 20 meter.
Belum berpelukan
Untuk kebutuhan makan dan minum sehari-hari, adiknya rutin mengirimkan ke tenda tersebut.
Baca Juga: Pemkot Tetapkan Pendatang dan Pemudik di Jogja Melapor secara Daring
“Dulu ini tempat main saya waktu kecil, di belakang sini orang sekarang jarang main ke sini,” katanya mengenai alasan memilih tempat itu.
Tenda kecil berwarna hijau tua itu berada di bawah naungan pohon bambu yang tumbuh subur di tepi Sungai Kecu. Di dekatnya terdapat kursi dan meja kayu.
Ia memberi tanda untuk orang yang datang lewat secarik kertas yang dipampang di luar tenda bertuliskan: “SHELTER KARANTINA MANDIRI 14 HARI”.
Selama isolasi Abah Tabib melakukan kegiatan positif untuk menghabiskan waktu di lingkungan sekitarnya.
Ia rajin menyemprotkan cairan disinfektan ke tendanya. Selain itu, ia juga mengubah tepian sungai yang sebelumnya kurang tertata jadi lebih bersih dan apik.
“Selama isolasi banyak yang saya kerjakan. Saya bikin tangga, terus memperbaiki saluran air dari atas, terus semak-semak yang banyak itu saya bersihkan, sampah juga saya bersihkan,” katanya.
Berita Terkait
-
Kaum Muda Berpendapatan Rendah Diprediksi Bakal Nekat Mudik Lebaran
-
Kena PHK Tanpa Pesangon, Akun Ini Bikin Semesta Twitter Terenyuh
-
Dua Warga Ogah Dikarantina, Akhirnya Dijebloskan ke Rumah Angker
-
Agus Sesak Napas Lalu Meninggal Mendadak di Warkop, Dievakuasi Tim Corona
-
Odang Meninggal saat Salat di Masjid, Jenazah Ditangani Protokol Corona
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan
-
21 Tahun Terganjal! Eva Sundari Soroti 'Gangguan' DPR pada Pengesahan RUU PPRT: Aneh!
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Jejak Hitam Eks Sekretaris MA Nurhadi: Cuci Uang Rp308 M, Beli Vila-Kebun Sawit Atas Nama Orang Lain
-
Jaksa KPK Ungkap Pertarungan Gengsi dengan Penasihat Hukum di Kasus Hasto Kristiyanto
-
Sebut Indonesia Darurat Bullying, Puan Siapkan Panggilan Menteri dan Tim Psikolog
-
Pembahasan KUHAP Diperkarakan ke MKD, Puan Sebut DPR Sudah Libatkan Banyak Pihak: Prosesnya Panjang
-
Adies Kadir Mulai Aktif Lagi, Puan Bilang DPR Tak Perlu 'Woro-woro'
-
Kalibata Terendam Setengah Meter, Warga Terjebak, Anak Sekolah Terpaksa 'Nyeker' Terjang Banjir