Suara.com - Mencegah penyebaran wabah corona covid-19 di tengah situasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ternyata dilematis bagi masyarakat kelas menengah bawah, khususnya berpenghasilan harian.
Seperti contoh kasus warga yang masuk dalam daftar orang dalam pemantauan atau ODP.
Mereka yang ODP untuk melakukan pemeriksaan seperti rapid test atau tes cepat harus mengeluarkan biaya di rumah sakit, sementara buat kebutuhan hidup sehari-hari saja saat ini mereka kesusahan.
Hal itu dialami oleh seorang warga Kemayoran. Susi, ia minta namanya disamarkan karena khawatir dikucilkan tetangga bila informasi tentang dirinya ODP tersebar di kalangan tetangga.
Ia menceritakan, beberapa hari lalu dirinya datang untuk berobat ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran dengan keluhan sakit maag.
Namun sama dokter sesuai SPO di tengah pandemi, ia di suruh untuk menahan nafas dan menimbulkan batuk.
Melihat Susi batuk, sang dokter meminta dirinya untuk rontgen paru-paru dan cek darah secara laboratorium di Rumah Sakit Umum Serdang, Jakarta Pusat. Berobat di Puskesmas ia menggunakan kartu KIS.
"Saya dipasangkan gelang kuning oleh dokter sebagai tanda ODP. Jadi untuk rontgen dan cek darah di RSU Serdang nanti tak perlu ngantre lagi," kata Susi menceritakan kepada Suara.com, Senin (20/4/2020).
Dokter yang memeriksanya di Puskesmas mengatakan bahwa untuk rontgen dan cek darah nanti mengeluarkan biaya sendiri.
Baca Juga: Kontak dengan Pasien Positif Klaster Gowa, Empat Orang Dinyatakan ODP
Mendengar untuk rontgen, Susi langsung lemas dan khawatir karena ia sudah tak memiliki dana.
Setiba di rumah, ia langsung mencopot gelang kuning dari Puskesmas tersebut. Ia memilih berdiam diri di rumah dan tak mau periksa lanjutan ke RSU.
"Duit buat makan saja sekarang susah apalagi di suruh bayar untuk rontgen. Biar sajalah, gue gak mau rontgen, pasrah saja," tuturnya.
Susi adalah seorang Ibu rumah tangga memiliki tiga anak kecil-kecil, dua anaknya sudah sekolah SD dan yang bungsu baru berusia 3 tahun.
Sedangkan suaminya hanya driver ojek online, yang mana sejak pandemi penghasilannya merosot jauh.
Sebelumnya Ketua Umum Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) Mahesa Paranadipa Maikel mengatakan, pembiayaan pasien terkait Covid-19 di berbagai RS belum mendapatkan penggantian.
Berita Terkait
-
Masih Ada Peziarah di TPU Karet Bivak Saat PSBB, Pengunjung: Sebentar Saja
-
Pemprov DKI Akui 20 Masjid Masih Gelar Salat Jumat Saat PSBB Jakarta
-
Kontak dengan Pasien Positif Klaster Gowa, Empat Orang Dinyatakan ODP
-
Tak Optimal, Gugus Tugas Soroti Perkantoran yang Tetap Kerja Saat PSBB
-
Dampak PSBB Jakarta, Pusat Operasional BMKG Dipindah ke Bali
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Ledakan Terdengar Dua Kali, Pasar Induk Kramat Jati Kebakaran Pagi Ini
-
Tiket Kereta Nataru 2025 Diserbu, Catat Tanggal Terpadatnya
-
DPRD DKI Galang Rp 359 Juta untuk Korban Bencana Sumatra
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Menperin Dorong Industri Berubah Total, Targetnya Zero Waste dan Efisiensi Tinggi
-
Akses Bireuen-Aceh Tengah Kembali Tersambung, Jembatan Bailey Teupin Mane Resmi Rampung
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar