Suara.com - Ratusan polisi India telah dites positif virus corona dalam beberapa hari terakhir, yang meningkatkan kekhawatiran di lembaga yang dikenal acapkali menggunakan kekuatan berlebihan untuk memastikan penegakan karantina wilayah terbesar di dunia untuk menahan pandemi itu.
Sekitar 3 juta polisi bertugas untuk memastikan bahwa sebagian besar dari 1,3 miliar orang India tinggal di rumah. Tayangan televisi di awal krisis menunjukkan polisi memukuli pekerja migran ketika mereka mencoba naik bus kota untuk mencapai desa mereka dan mengabaikan aturan jarak sosial.
India telah dikunci sejak 25 Maret dan telah mengkonfirmasi hampir 50.000 kasus virus corona dan sekitar 1.694 kematian.
Seorang perwira senior di negara bagian barat Maharashtra mengatakan jumlah kasus meningkat hampir dua kali lipat di kepolisian setempat minggu lalu. Maharashtra, negara yang paling terdampak, telah melaporkan total 15.525 infeksi pada Selasa.
"Lebih dari 450 orang dari kepolisian negara sekarang dinyatakan positif dan empat meninggal karena virus," kata petugas itu, yang berbicara dengan syarat anonim sebagaimana dilansir Antara dari Reuters, Kamis (7/5/2020).
Ruang kontrol sedang disiapkan khusus untuk menangani masalah kesehatan yang dihadapi oleh polisi di Maharashtra, menurut menteri dalam negeri negara bagian itu, Anil Deshmukh.
Polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan pekerja migran yang menggelar protes di negara bagian Gujarat minggu ini dan memukuli ratusan orang yang mengantri di toko-toko minuman keras di New Delhi, bahkan ketika langkah-langkah pertama pelonggaran aturan karantina untuk menghidupkan kembali perekonomian diambil oleh negara.
Bulan lalu, para dokter harus "memasang kembali" tangan seorang polisi yang terluka ketika diserang saat mencoba menegakkan aturan karantina di negara bagian utara Punjab.
Cuti Sakit
Baca Juga: Viral Video Polisi India Jebak Warga Bandel Pakai Ambulans Covid-19
Enam perwira polisi senior di setidaknya enam negara bagian mengatakan lusinan polisi di wilayah hukum mereka meminta cuti sakit, takut kalau-kalau mereka akan terinfeksi.
Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri India mengatakan mereka mengetahui masalah ini dan memantau situasi.
"Patroli dan kontrol massa di daerah yang terkena dampak COVID-19 menjadi lebih berbahaya daripada memerangi para penjahat," kata Salunkhe, seorang polisi Mumbai yang setuju untuk dikutip menggunakan nama belakangnya. "Setidaknya dalam kasus-kasus itu kita bisa melihat musuh."
Di Gujarat, negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi, setidaknya 155 petugas kepolisian dan beberapa personil paramiliter telah terinfeksi, menurut seorang pejabat senior.
Komisaris polisi kota utama negara bagian itu, Ahmedabad, mengatakan kepada Reuters bahwa 95 anggota polisi dan paramiliter telah dirawat di rumah sakit untuk kasus COVID-19.
Kota itu memerintahkan semua toko, kecuali yang menyediakan susu dan obat-obatan, untuk tutup mulai Rabu tengah malam hingga 15 Mei, menerapkan penguncian yang lebih ketat daripada yang diperintahkan oleh pemerintah pusat sejak 25 Maret, dalam upaya untuk mengendalikan lonjakan infeksi.
Berita Terkait
-
Jadi Komandan Pemberontak, Guru Matematika Dibunuh Tentara India
-
705 WNI di Luar Negeri Positif COVID-19, 36 Meninggal Dunia
-
Yamaha Siapkan Motor Gagah 250 cc, Harganya Lebih Murah dari NMAX
-
Shah Rukh Khan Kece Badai, 5 Seleb Bollywood Konser Amal dari Rumah
-
Cegah Kerumunan, Pemerintah Delhi Pasang Pajak 70 Persen Khusus Miras
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?
-
KPK Soal Kasus Whoosh: Ada yang Jual Tanah Negara ke Negara