Suara.com - Amerika Serikat (AS) mengeluarkan aturan baru yang memperketat pedoman visa bagi jurnalis asal China. Aturan tersebut dikeluarkan sebagai bentuk balasan atas perlakuan terhadap jurnalis AS di China.
Dialihbahasakan dari Reuters, Sabtu (9/5/2020), dalam beberapa bulan terakhir, AS dan China terlibat dalam serangkaian tindakan saling berbalas dendam yang melibatkan jurnalis.
Pemerintah AS mengatakan akan memperlakukan lima entitas media yang dikelola oleh China dengan operasi AS yang sama dengan kedutaan asing. Sebulan kemudian, pada Maret, China membalasnya dengan mengusir jurnalis dari tiga surat kabar AS.
Sehari setelah putusan AS mengenai entitas yang dikelola negara, pemerintah China mengusir tiga koresponden Wall Street Journal karena penerbitan kolom opini yang menuai kecaman dari China karena dinilai rasis. Dua diantaranya merupakan WN Amerika dan seorang adalah WN Australia.
Saat mengumumkan mengeluarkan aturan baru pada Jumat (8/5/2020), Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengutip apa yang disebutnya 'penindasan jurnalis independen China'.
Dalam peraturan baru yang mulai berlaku pada Senin (11/5/2020), pemerintah AS akan membatasi visa bagi jurnalis asal China selama 90 hari dan memberikan pilihan perpanjangan.
Biasanya, visa tersebut bersifat terbuka dan tidak perlu diperpanjang, kecuali jurnalis itu pindak ke perusahaan atau media lain.
Seorang pejabat senior DHS yang tak mau disebutkan identitasnya mengatakan, aturan baru tersebut memungkinkan departemen untuk memeriksa aplikasi visa jurnalis China lebih sering dan kemungkinan juga akan mengurangi jumlah jurnalis China yang ada di AS secara keseluruhan.
"Ini akan menciptakan perlindungan keamanan nasional yang lebih besar," kata si pejabat.
Baca Juga: Jerinx Sebut Agama Produk Teori Konspirasi, Ahmad Dhani Geram dan Panas
Meski demikian, DHS menegaskan aturan baru tersebut tidak berlaku bagi jurnalis dengan paspor Hong Kong atau Makau, dua wilayah semi-otonomi China.
Ketegangan antara AS dan China terus mengalami peningkatan sejak merebaknya virus corona yang menewaskan lebih dari 269 ribu orang di dunia.
Presiden Donald Trump meyakini virus corona baru Covid-19 tersebut berasal dari laboratorium virologi milik China yang berada di Kota Wuhan. Namun, ia menolak untuk membeberkan bukti sehingga semakin memicu ketegangan hubungan antara AS dan China.
Institut Virologi China membantah keras tuduhan tanpa bukti dari Trump. Para ahli percaya virus corona berasal dari pasar yang menjual satwa liar di Kota Wuhan.
Berita Terkait
-
Tidak Pakai Masker saat Kunjungan Pabrik APD, Donald Trump Ungkap Alasannya
-
WHO: Pasar di Wuhan Berperan dalam Penyebaran Virus Corona
-
ABK WNI di Kapal China: Tidur Cuma 3 Jam, Makan Umpan dan Buang Mayat Teman
-
Sadis! WNI di Kapal China Dipaksa Minum Air Laut dan Makan Umpan Pancing
-
WHO Beri Misi Baru kepada China, Berhubungan dengan Wabah Virus Corona
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?
-
Jalankan Instruksi Prabowo, Mendagri Tito Mulai Bangun Huntap Korban Bencana Sumatra
-
Mahfud MD Bongkar Borok Polri: Masuk Akpol Pakai Jatah, Mau Jadi Brigjen Mesti Bayar?
-
Jakarta 'Puasa' Kembang Api Tahun Baru 2026, Solidaritas Bencana Sumatra Jadi Alasan Utama
-
Polda Metro Gulung Jaringan Narkoba Jelang Tutup Tahun: 2054 Tersangka Diciduk, 387 Kg Barbuk Disita
-
Tanpa Kembang Api, Perayaan Tahun Baru 2026 di Jakarta Jadi Malam Galang Dana Bencana Sumatra
-
Bukan Lewat DPRD, Ini Resep Said Abdullah PDIP Agar Biaya Pilkada Langsung Jadi Murah
-
Hari Ibu 2025, Menteri PPPA Serukan Nol Toleransi Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Perempuan