Suara.com - Jepang berencana menyetujui alat pengujian antigen virus corona pertamanya pada Rabu (13/5/2020), dalam upaya meningkatkan jumlah tes diagnostik yang tersedia untuk memerangi pandemi.
Pejabat kementerian kesehatan mengatakan, Fujirebio, anak perusahaan penyedia layanan uji diagnostik dan laboratorium Jepang Miraca Holdings, bulan lalu mengajukan permohonan persetujuan pemerintah untuk alat antigennya.
Tes antigen memindai protein yang dapat ditemukan pada atau di dalam virus. Mereka biasanya menguji sampel yang diambil dari rongga hidung menggunakan penyeka.
Tes dapat mendeteksi virus dengan cepat tetapi tapi juga berisiko menghasilkan data yang kurang akurat daripada tes PCR, reaksi berantai polimerase, yang dominan saat ini.
Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato mengatakan kepada parlemen pada Jumat (8/5/2020) bahwa tes antigen, setelah disetujui, kemungkinan akan digunakan untuk melengkapi tes PCR.
Jepang telah melaporkan sekitar 16.680 infeksi yang dikonfirmasi, termasuk 712 dari kapal pesiar yang sebelumnya dikarantina di Yokohama, dan 670 kematian hingga saat ini, kata lembaga penyiaran publik NHK.
Meskipun penghitungan tersebut relatif rendah mengingat populasinya 126 juta jiwa, kritikus mengatakan rendahnya tingkat pengujian telah menimbulkan kesulitan untuk melacak virus, yang telah menyebabkan serangkaian infeksi di rumah sakit dan melumpuhkan beberapa fasilitas.
Jepang telah melakukan 188 tes PCR per 100.000 orang, dibandingkan dengan 3.159 di Italia dan 3.044 di Jerman, berdasarkan data dari panel ahli medis yang menasihati pemerintah pekan lalu.
Amerika Serikat pekan lalu menyetujui tes antigen virus corona pertamanya, yang dibuat oleh Quidel Corp. (Antara)
Baca Juga: Penjelasan BNPB soal Warga Usia 45 Tahun ke Bawah Diminta Kerja saat PSBB
Berita Terkait
-
Tak Seperti para Pemain Indonesia, Bintang Malaysia Justru Makin Berkibar di Liga Jepang
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Kronologi WNI Ditangkap Polisi Jepang Karena Pencurian Tas Seharga Hampir 1 Miliar
-
WNI di Jepang Bobol Toko Mewah, Gasak Barang Rp 930 Juta
-
Sinopsis Romantic Killer, Film Jepang yang Dibintangi Moka Kamishiraishi
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
Terkini
-
Bukannya Menolong, Pria Ini Kepergok Curi Lampu Bus Kecelakaan dan Reaksinya Bikin Geram
-
Kemlu RI Klarifikasi Foto Prabowo di Israel, Tegaskan Konsistensi Dukung Kedaulatan Palestina
-
Pemerasan Calon TKA di Kemnaker, KPK Periksa 2 Saksi
-
Lingkaran Dalam Riza Chalid Mulai 'Ditarik', Kejagung Periksa Direktur OTM
-
Kemlu RI Buka Suara soal Reklame Abraham Shield, Israel Catut Foto Prabowo Buat Alat Propaganda?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: 38 Orang Hilang, Pencarian Masih Berlanjut
-
Siapa Pendiri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo? Pondok Tertua di Jatim, Bangunan Ambruk Timpa 100 Santri
-
Apa Itu LNG? Gas 'Dingin' yang Menyeret Ahok ke Pusaran Korupsi Panas Pertamina
-
Pansus DPRD DKI Selesaikan Pembahasan Raperda Kawasan Tanpa Rokok, Tambah 1 Pasal
-
Terkuak! Burung Merak yang Viral di Jaktim Ternyata Milik Bamsoet, Emang Boleh Dipelihara?