Suara.com - Nasib nahas menimpa pesawat milik Mission Aviation Fellowship (MAF). Pesawat jenis Cessna K100 dengan nomor registrasi PK-MEC itu jatuh di Danau Sentani, Papua pada Selasa (12/5/2020).
Tak banyak yang tahu, pesawat yang jatuh pada Selasa pagi pukul 06.23 WIT itu dikemudikan oleh seorang pilot perempuan asal Amerika Serikat, Joyce Lin. Nahas, Joyce yang terbang sendirian dinyatakan tewas dalam peristiwa itu. Ia ditemukan masih berada di dalam kokpit pesawat yang jatuh tenggelam sedalam 13 meter di dasar Danau Sentani.
Diketahui, pesawat milik MAF itu jatuh beberapa saat setelah lepas landas menuju Mamit, Kabupaten Tolikara dari Bandara Sentani. Hanya dua menit pesawat ini di udara sebelum hilang kontak dengan menara pengawas penerbangan.
"Berdasarkan informasi awal, sesaat setelah take-off dari Bandara Sentani pukul 06.27 WIT, pesawat menyatakan mayday dan meminta Return to Base (RTB) dan kemudian hilang pada monitor radar pada ketinggian 900 feet,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (12/5/2020).
Dilansir dari Jubi, Bupati Tolikara, Usman Wanimbo yang dihubungi mengatakan, kemungkinan besar pesawat nahas itu membawa buku-buku dan peralatan sekolah milik Yayasan Papua Harapan di Mamit. Hal yang sama juga dikatakan oleh Presiden GIDI.
“Pesawat itu bawa alat-alat sekolah dan buku sekolah ke Mamit,” kata Pendeta Dorman Wandikbo, Presiden GIDI saat dihubungi Jubi.
Terkait sosok kapten Joyce, menurut Pendeta Wandikbo, pilot perempuan itu adalah seorang yang baru terbang di Papua meskipun Joyce sudah kerap terbang menggunakan pesawat kecil.
Website maf.org menyebutkan, Joyce Lin adalah seorang pilot dan spesialis IT. Sebagai pilot, Joyce terbang untuk membantu mengubah kehidupan orang-orang yang terisolasi dengan menyediakan penerbangan evakuasi medis untuk menyelamatkan jiwa manusia.
Joiye melayani pengangkutan pasokan untuk pengembangan masyarakat dan mengangkut misionaris, guru, dan pekerja bantuan kemanusiaan ke lokasi yang tidak dapat diakses.
Baca Juga: Pesawat Jatuh di Danau Sentani, Jasad Pilot Perempuan Warga AS Dibawa ke RS
Sebagai seorang spesialis IT, Joyce mengatur dan memelihara jaringan komputer untuk memungkinkan para misionaris dan pekerja kemanusiaan untuk menghubungi pendukung mereka dan mengakses sumber daya di internet.
Joyce dibesarkan di Colorado dan Maryland. Sejak usia muda ia melakukan pelayanan gereja injili lokal non-denominasi. Pada usia delapan tahun Joyce menunjukan ketertarikannya pada segala sesuatu yang berkaitan dengan komputer, terutama pemrograman komputer.
Ketertarikannya dalam penerbangan juga berkembang pada usia dini karena seorang tetangga pilot yang membawanya ke pertunjukan udara lokal.
Menginjak dewasa, Joyce kemudian mengambil jurusan ilmu komputer di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan menerima gelar Sarjana Sains dan Magister Teknik dari MIT. Karena minatnya dalam penerbangan, ia juga memperoleh sertifikat pilot pribadi saat masih kuliah.
Setelah lulus, Joyce bekerja selama lebih dari satu dekade sebagai spesialis komputer hingga berposisi sebagai Direktur Teknis di perusahaan komersial. Selama waktu itu, Joyce merasa terpanggil untuk menghadiri seminari dan mendaftar di Seminari Teologi Gordon-Conwell, akhirnya lulus dengan gelar Master of Divinity.
Saat di seminari, Joyce menemukan ada penerbangan misi. Ia terkejut menemukan sebenarnya ada pekerjaan yang menggabungkan minatnya dalam komputer, penerbangan, dan pelayanan Kristen. Dari saat itu, Joyce telah memegang keyakinan kuat akan panggilan Tuhan agar dia bekerja untuk menjadi pilot misionaris.
Berita Terkait
-
Pesawat Jatuh di Danau Sentani, Jasad Pilot Perempuan Warga AS Dibawa ke RS
-
Pesawat Jatuh di Danau Sentani, Pilot Asal Amerika Tewas
-
Pesawat Jatuh di Sentani, Jasad Pilot AS Dibawa ke RS Bhayangkara Jayapura
-
Pesawat Milik MAF Jatuh di Danau Sentani, Pilot Ditemukan Tewas
-
Pesawat PK-MEC Milik MAF Jatuh di Danau Sentani Papua
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan