"Kita tidak tahu apa yang ada di benak orang-orang yang menyerang rumah sakit bersalin dan membunuh sejumlah ibu dan bayi. Saya tidak mengerti," ungkap Baktash.
Tak lama setelah serangan di rumah sakit bersalin di Kabul, muncul berita lain tentang seorang pengebom yang membunuh sedikitnya 32 orang dalam acara pemakaman di kota Nangarhar, di wilayah timur Afghanistan.
Kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS mengatakan berada di balik serangan pemakaman komandan polisi di Nangarhar yang dihadiri oleh ribuan orang tersebut.
"Remaja, pemuda terbunuh di masjid," jelas Baktash.
"Tiba-tiba seluruh negeri bertumpahan darah. Saya tahu ini adalah masa yang sulit bagi semua orang, tetapi Selasa itu adalah hari yang seram."
Awal tahun ini, sebetulnya muncul secercah harapan di Afghanistan, ketika Amerika Serikat dan kelompok militan Taliban meneken perjanjian penarikan pasukan Amerika.
Tetapi perundingan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban gagal karena terganjal dengan pembebasan tahanan, dan kekerasan terus terjadi.
Perdamaian tampak jauh dari harapan, bahkan sebelum serangan pada Selasa itu.
"Kita tidak boleh membiarkan orang lupa," kata Baktash.
Baca Juga: Kisah Perempuan Berhijab Menyusui Bayi-bayi Korban Perang
"Kita harus menarik perhatian orang terhadap masalah ini."
"Masalah penyerangan terhadap rumah sakit bersalin dan pembunuhan terhadap ibu-ibu dan perawat dan bayi yang baru lahir...itu terlalu menyedihkan.
"Ketika kita berbicara dengan warga di Kabul, mereka berputus asa. Tidak ada akhirnya."
Taliban menyatakan tidak terlibat dalam serangan di rumah sakit Dasht-e-Barchi, tetapi Presiden Ashraf Ghani mengatakan kelompok militan itu mengabaikan seruan agar menghentikan kekerasan dan memerintahkan serangan terhadap mereka.
Pandemi virus corona menambah persoalan dan kekhawatiran yang dialami oleh warga Afghanistan dalam situasi yang sudah sulit.
Bahkan sebelum terjadi pandemi, banyak orang kesulitan mencari pekerjaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Terkini
-
PLTS Terapung Kapasitas 92 MWp di Waduk Saguling Tengah Digarap PLN, Jadi Solusi Energi Bersih
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 3 Oktober 2025: Jawa dan Bali Dominan Berawan
-
KPK: Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi Diduga Terima Rp 79,7 Miliar dari Kasus Dana Hibah
-
Mengenal Kapal Flotilla yang Bawa Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Tapi Disergap Tentara Israel
-
Bukan Mengada-Ada, Polisi Ungkap Alasan Kondom Jadi Bukti di Kasus Kematian Arya Daru
-
BRI Catat Serapan FLPP Tertinggi, Menteri PKP Apresiasi Dukungan untuk Rumah Subsidi
-
Kepala BGN: Dampak Program MBG Nyata, Tapi Tak Bisa Dilihat Instan
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Rocky Gerung: Program Makan Bergizi Gratis Berubah Jadi Racun karena Korupsi
-
Keputusan 731/2025 Dibatalkan, PKB: KPU Over Klasifikasi Dokumen Capres