Suara.com - Baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan masker dapat mengurangi penularan virus corona yang mematikan. Penelitian tersebut dilakukan oleh tim pakar terkemuka di Hong Kong, Minggu (17/05).
Menyadur AFP, penelitian yang dilakukan oleh University of Hong Kong merupakan yang pertama dan secara khusus menyelidiki apakah masker dapat menghentikan pembawa Covid-19 yang simptomatik agar tidak menulari yang lain.
Dipimpin oleh Profesor Yuen Kwok-yung, salah satu pakar virus corona dunia, tim menggunakan hamster sebagai uci coba. Mereka menempatkan satu hewan yang secara artifisial terinfeksi di sebelah hewan yang sehat.
Masker bedah ditempatkan di sirkulasi udara antara dua kandang hewan tersebut. Aliran udara dipastikan hanya berpindah dari hewan yang terinfeksi ke yang sehat.
Para peneliti menemukan penularan non-kontak virus dapat dikurangi lebih dari 60 persen ketika menggunakan masker. Dua pertiga dari hamster sehat akan terinfeksi dalam waktu seminggu jika tidak ada masker yang ditempatkan.
Tingkat infeksi menurun lebih dari 15 persen ketika masker bedah diletakkan di kandang hewan yang terinfeksi dan sekitar 35 persen ketika ditempatkan di kandang hamster yang sehat.
"Sangat jelas bahwa efek menggunakan masker bagi orang yang terinfeksi, terutama ketika mereka tidak menunjukkan gejala - atau gejala - itu jauh lebih penting daripada apa pun," kata Yuen dikutip dari AFP, Minggu (17/05).
"Itu juga menjelaskan mengapa masker sangat penting karena kita sekarang tahu bahwa sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau asimptomatik." tambahnya.
Profesor Yuen Kwok-yung adalah salah satu ahli mikrobiologi yang menemukan virus SARS (pendahulu virus corona saat ini) ketika muncul pada tahun 2003 dan menewaskan sekitar 300 orang di Hong Kong.
Baca Juga: Ilmuan: Sungai Amazon Bisa Jadi 'Zona Merah' Covid-19 Berikutnya
Berbekal pengetahuan dan pengalamannya, ia menyarankan warga Hong Kong pada awal pandemi virus corona untuk memakai masker.
Pada saat itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan banyak otoritas kesehatan asing lainnya menolak menggunakan masker secara luas di kalangan masyarakat, sebab seharusnya masker tersebut diperuntukan tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan virus corona.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Di Hadapan Mahasiswa Unpad, Pramono Anung Tegaskan Pemimpin Tak Boleh Tersulut Emosi
-
Sule Kena Tilang Saat Bawa Double Cabin, Dishub DKI: Sudah Sesuai Prosedur
-
Gibran Disebut Cawapres Prabowo Lagi di 2029, PSI: Pernyataan Jokowi Powerfull
-
Tangis Nanik Deyang Minta Maaf soal Kasus Keracunan MBG Tuai Pro Kontra
-
PBNU Desak Penetapan Tersangka Korupsi Kuota Haji, KPK Sebut Pemeriksaan Masih Intensif
-
Apa Itu Cassandra Paradox? Bikin Rocky Gerung Walkout dari Talkshow dengan Relawan Jokowi
-
Isyana Bagoes Oka Dikabarkan Jadi Wakil Ketua Umum PSI, Kaesang Siap Umumkan
-
SMAN 62 Pastikan Farhan Masih Berstatus Siswa Aktif Meski Ditahan Polisi
-
Kementerian BUMN Bakal Tinggal Kenangan, Ingat Lagi Sejarahnya Sebelum Dihapus
-
Minta KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Haji, Awan PBNU: Jangan Digoreng Ngalor Ngidul