Suara.com - Wali Kota Sao Paulo, Brasil, Bruno Covas mengaku kewalahan menghadapi virus corona di kotanya.
Menyadur BBC, rumah sakit di kota terbesar di Brasil ini sudah kehabisan ruang perawatan dalam dua minggu terakhir.
Hingga kini, ada sekitar 3000 kematian di kota tersebut karena virus corona. Bahkan, kementerian kesehatan melaporkan 7.938 kasus baru dalam 24 jam terakhir.
Angka ini sangat fantastis dengan jumlah total melebihi 241 ribu kasus. Jumlah korban jiwa di negara Amerika Latin selama 24 jam terakhir mencapai 485 jiwa.
Itu artinya, jumlah total kematiannya mencapai 16.118 dan masuk dalam daftar angka tertinggi kelima di dunia.
Seiring dengan bertambahnya angka penularan virus corona, para ahli kesehatan di Brasil mengungkapkan jika jumlah yang sebenarnya jauh lebih tinggi dari catatan resmi namun tak terdeteksi karena kurangnya pengujian.
Bruno Covas kini sedang berdiskusi dengan pemimpin negara bagian untuk membicarakan tindakan agar bisa menghambat penyebaran virus. Salah satu caranya adalah melakukan lockdown sebelum rumah sakit benar-benar kewalahan.
Bruno Covas meminta warganya untuk tinggal di rumah agar bisa menekan penyebaran virus dan berkata Sao Paulo perlu 'menekan lebih banyak lagi' untuk mengurangi penularan.
"Sulit dipercaya bahwa beberapa orang lebih suka penduduknya menjadi sasaran roulette Rusia. Ketidakpedulian dalam menghadapi kematian tidak pantas," katanya.
Baca Juga: Ironis! Presiden Brasil Turun ke Jalan, Ikut Protes Anti-Lockdown
Karantina di negara bagian Sao Paulo sudah dilakukan selama hampir dua bulan lalu dimana bisnis, sekolah dan ruang publik ditutup dan orang-orang diminta untuk tinggal di rumah.
Namun tak ada hukuman bagi mereka yang melanggar aturan dan masih banyak penduduk kota Sao Paulo yang pergi ke pantai pada akhir pekan.
Sementara itu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro menuai kritik keras dari berbagai pemimpin dunia dan juga dalam negeri karena menentang anjuran kesehatan global tentang menjaga jarak sosial.
Ia berpendapat, lockdown hanya akan menghancurkan ekonomi. ""Hidup kita harus terus berjalan. Pekerjaan harus dijaga. Kita harus kembali normal," ujarnya saat meminta walikota dan gubernur membatalkan pembatasan virus corona.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD