Suara.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ternyata memiliki nama lahir yang berbeda dengan sekarang. Orang tuanya memiliki keyakinan tertentu sehingga mengganti nama Ganjar.
Hal ini terungkap dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Refly Harun pada Selasa (19/5/2020).
Ahli hukum tata negara, Refly Harun mengungkapkan bahwa nama lahir Ganjar adalah Ganjar Sungkowo.
"Dulu namanya bukan Ganjar Pranowo tapi Ganjar Sungkowo ternyata. Sungkowo itu kesedihan, penderitaan ya?" tanya Refly Harun.
"Kenapa gantinya Ganjar Pranowo, enggak Ganjar Prabowo? Karena yang mendapatkan ganjaran kan Prabowo jadi Menhan," kelakarnya.
Ganjar membenarkan bahwa namanya saat lahir itu memang mengandung makna kesedihan dan penderitaan.
Politikus Partai PDI Perjuangan ini menjelaskan, "Saya enggak tahu. Waktu itu katanya waktu kecil ini saya lahir susah."
Refly menimpali, "Kalau susah kelihatan di mukanya masih kelihatan itu."
Ganjar kemudian menceritakan beberapa kejadian yang pada akhirnya menyebabkan namanya diganti.
Baca Juga: Doa Salat Witir Lengkap di Bulan Ramadan
"Dulu ibu saya mengandung, jatuh dari becak. Saya lahir kecil, mau berobat naik bus terus kecantol kaki saya berdarah-darah. Terus sering sakit-sakitan. Orang Jawa begitu, kalau sakit-sakitan katanya ganti nama," tutur Ganjar.
Namun saat itu orang tuanya tidak menawarkan nama tertentu kepada Ganjar. Sehingga nama "Pranowo" langsung diberikan begitu saja.
"Orang tua saya tidak menawarkan, kamu pengen ganti apa? Ganjar Pranowo atau Prabowo? Gitu enggak ada. Pasti orang tua kasihnya nama baik lah," ucap Ganjar.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menjelaskan alasan Jawa Tengah tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Menurut Ganjar, nilai ekonomi perlu dipertimbangkan jika ingin menerapkan PSBB. Sebab aktifitas di toko, mal dan pasar perlu dikurangi jika status itu diberlakukan.
"Belum lagi, saya menghitung dampak sosial yang kira-kira akan muncul," ujar Ganjar.
Berita Terkait
-
Kini Giliran Gubernur Jateng Ajak Warga Berdamai dengan Covid-19
-
Sejumlah Daerah di Jateng akan Ajukan PSBB Imbas Klaster Ijtimak Gowa
-
Fadli Zon Ledek Ganjar, Yunarto: Bingung Belain Junjungan yang Ngumpet?
-
Pedas! Fadli Zon Sindir Ganjar Pranowo: Gubernur Rasa Tukang Parkir
-
Habiskan Rp 1 Triliun di Pilkada-Pilpres, Sandiaga Mengaku Terlalu Naif
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Pohon Tumbang Teror Warga Jakarta, Pramono Anung: 62 Ribu Sudah Dirapikan, Cuaca Ekstrem Biangnya
-
KPK Bidik Raksasa Sawit Jadi Tersangka Korporasi di Kasus Suap Inhutani V
-
Menteri PANRB Rini Widyantini: Paguyuban PANRB Perkuat Ekosistem Birokrasi Kolaboratif
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak
-
Aset Sudah Disita tapi Belum Diperiksa, KPK Beri Sinyal Tegas untuk Ridwan Kamil
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia
-
Jaga Warga Diperluas hingga Pedukuhan, Kapolri Tekankan Penyelesaian Masalah Lewat Kearifan Lokal
-
Polisi: Pelaku Ledakan SMAN 72 Pesan Bahan Peledak Online, Kelabui Ortu Pakai Alasan Eskul
-
Kapolri dan Sri Sultan Pimpin Apel Jaga Warga, Perkuat Keamanan Berbasis Komunitas di DIY
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI