Suara.com - Pandemi virus corona seperti sekarang ini 'mengunci' hampir sebagian besar kegiatan manusia. Bahkan sekolah-sekolah harus menerapkan sistem baru agar siswanya agar tetap bisa belajar, salah satunya dengan pemberian tugas.
Pemberian tugas tersebut tentunya disesuaikan dengan jenjang siswanya. Namun sebuah tragedi terjadi di sebuah sekolah di Hull, Inggris yang berkaitan dengan pemberian tugas.
Menyadur BBC News, seorang siswa bernama Leon Dagon terkejut ketika dia melihat pekerjaan rumah saudara perempuannya yang berusia 13 tahun. PR itu adalah bagian dari pembelajaran Personal, Social and Health Education (PSHE) siswa, menurut pihak sekolah.
Para siswa diminta untuk "mendefinisikan" topik-topik yang berbau pornografi hardcore, pornografi lembut serta mutilasi alat kelamin wanita dan menyetrika payudara. Mereka juga ditanyai tentang alkohol, narkoba, dan merokok.
Menurut laporan Hull Daily Mail, pekerjaan rumah tersebut diberikan kepada siswa yang berusia 11 hingga 14 tahun, di Archbishop Sentamu Academy di Hull, Inggris.
Melihat PR tersebut Dagon membagikan keprihatinannya ke publik melalui media sosial Facebook. "Adik perempuan saya tahu make-up dan TikTok pada usia 13 tahun. Dia tidak tahu tentang porno hardcore, dan kemudian memintanya untuk mendefinisikannya." tulisnya.
"Mayoritas anak-anak sekarang akan menggunakan internet untuk membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah mereka dan jika Anda mengetik hal semacam itu di internet, Tuhan tahu apa yang akan muncul."
Melihat tugas tersebut, sang kepala sekolah mengatakan bahwa ia "menyesal" jika tugas yang diberikan kepada siswanya akan menggiring siswa untuk mencari jawaban di internet dan menimbulkan hal yang tidak pantas.
Sang Kepala Sekolah, Chay Bell menekankan bahwa penugasan itu tidak memerlukan penelitian internet karena jawabannya ada dalam materi yang dikirim siswa.
Baca Juga: Kemenparekraf Optimalkan Promosi Wisata ke Prancis, Inggris, dan Hong Kong
"Siswa tidak diarahkan untuk meneliti topik-topik ini sendiri di internet karena semua jawaban atas pertanyaan yang diajukan terkandung dalam materi yang dibuat oleh guru yang kami bagikan". ujar Chay Bell dikutip dari BBC News.
Chay Bell juga menambahkan bahwa dirinya akan meminta agar tidak ada materi PSHE di masa depan yang mengandung konten sensitif dan akan memastikan semua materi sesuai dengan usia siswa.
Seorang juru bicara Departemen Pendidikan mengatakan itu adalah masalah bagi sekolah dan tidak berkomentar lebih lanjut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
BNI Raih Dua Penghargaan Internasional atas Pengembangan SDM melalui BNI Corporate University
-
Soal Polemik Perpol Nomor 10 dan Putusan MK 114, Yusril: Saya Belum Bisa Berpendapat
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, DPR Beri Catatan: Harus Dipastikan Agar Tak Jadi Malapetaka
-
Agustus 2026, Prabowo Targetkan 2.500 SPPG Beroperasi di Papua
-
Nasib 6 Polisi Pengeroyok Matel Kalibata di Ujung Tanduk, Sidang Etik Digelar Hari Ini
-
Sejumlah Tiang Listrik di Tebet Miring, Warga Khawatir Roboh Diterpa Angin Kencang
-
Sultan Dorong Ekstensifikasi Sawit di Papua dengan Tetap Jaga Keseimbangan Ekologis
-
Jakarta Tumbuh, Warga Terpinggirkan: Potret Ketimpangan di Pulau Pari, Marunda, dan Bantargebang
-
Fakta Baru Kasus Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Temukan 19 Luka Benda Tajam
-
Serikat Pekerja: Rumus UMP 2026 Tidak Menjamin Kebutuhan Hidup Layak