Suara.com - Para pemimpin negara bagian dan teritori Australia pada Kamis (21/5/2020) berselisih soal dibukanya kembali perbatasan dalam negeri dalam rangka pelonggaran pembatasan wilayah terkait virus corona.
Pembukaan perbatasan akan menjadi langkah besar untuk meremajakan industri pariwisata domestik negara itu senilai 80 miliar dolar Australia (sekitar Rp773 triliun).
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan ia ingin sebagian besar pembatasan sosial dihapus pada Juli di bawah rencana tiga langkah.
Keinginannya itu didasarkan pada kenyataan bahwa negaranya terus melaporkan jumlah rendah harian infeksi baru COVID-19.
Namun, pelaksanaan rencana pemerintah federal tetap tergantung pada keputusan para pemimpin negara bagian dan teritori individual, yang berasal dari partai-partai politik yang berseberangan dan tidak sepakat tentang seberapa aman keadaan saat ini untuk melonggarkan karantina wilayah di seluruh negeri.
New South Wales, negara bagian terpadat di negara itu, telah menyerukan agar semua perbatasan dibuka sebagai langkah penting untuk memberikan dorongan ekonomi bagi warganya.
Bank Sentral Australia awal pekan ini mengatakan pihaknya meyakini bahwa negara itu menghadapi penyusutan ekonomi yang "belum pernah terjadi sebelumnya" akibat pandemi, meskipun stimulus fiskal dan moneter besar-besaran akan membantu meredam pukulan itu.
"Agar Australia benar-benar bergerak maju sebagai bangsa selama masa ekonomi yang sangat sulit ini dan masa keadaan kesehatan yang juga sulit, perbatasan memang perlu dibuka," kata Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian kepada stasiun televisi Australian Broadcasting Corp.
Menurut data resmi pemerintah tahun lalu, sekitar 120 juta wisatawan domestik menghabiskan 80,7 miliar dolar Australia (sekitar Rp779 triliun).
Baca Juga: Indomart Potong THR, Karyawan Buat Petisi
Angka itu menyumbang hampir setengah dari jumlah pengeluaran di sektor pariwisata, termasuk oleh wisatawan internasional, yang totalnya mencapai 152,4 miliar dolar Australia (sekitar Rp1.470 triliun).
Wakil Kepala Badan Medis Paul Kelly mengatakan pada Rabu (20/3/2020) bahwa tidak ada alasan medis untuk menjaga perbatasan tetap tertutup.
Namun, banyak negara bagian yang lebih kecil, yang selama ini melaporkan jumlah infeksi yang sangat rendah dan sedikit atau tidak ada kematian, tetap tidak setuju dengan pembukaan perbatasan.
"Aneh, New South Wales mengatakan jangan naik angkutan umum di Sydney ... tapi mereka mengatakan 'mengapa warga New South Wales tidak boleh terbang ke Western Australia'," kata Perdana Menteri Negara Bagian Western Australia Mark McGowan.
Kepala Badan Medis Negara Bagian Queensland Jeannette Youn mendukung seruan untuk menutup perbatasan. Ia mengatakan "satu kasus dapat menyebabkan kemunduran besar pada rencana kami untuk membuka kegiatan masyarakat kami."
Australia sejauh ini mencatat lebih dari 7.000 infeksi COVID-19, termasuk 100 kematian. Angka itu jauh di bawah jumlah yang dilaporkan di negara-negara maju lainnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Legenda Australia Harry Kewell Resmi Latih Klub Vietnam Hanoi FC
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Alasan Klub 'Saudara' Manchester City Beri Kontrak Profesional ke Wonderkid Timnas Indonesia
-
Siapa Ikhsan Katonde? Sebut Gibran Cuma Kursus Beberapa Bulan di Australia
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Berhasil Identifikasi, 17 Jasad Santri Tragedi Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga
-
Lewat Modul P5, Literasi Jaminan Sosial Dinilai Bisa Ditanamkan Sejak Dini
-
TPG Triwulan III 2025 Cair! Guru Jam Mengajar di Bawah 12 JP Dapat Tunjangan?
-
Ketua GIPI Kritik RUU Kepariwisataan: Pemerintah Tak Pernah Anggap Penting Pariwisata
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya