Singkat cerita tentara Mongol setuju. Terlebih, misi pasukan Mongol saat itu adalah mengganti raja Singosai dengan raha raja baru yang lebih mudah diatur Kublai Khan.
Terlebih, Raden Wijaya jugsa sudah menunjukkan dirinya sehingga para pasukan Mongol bisa lebih mempersingkat waktu perang. Lagipula bekal makanan perang mereka juga sudah menipis.
Namun ternyata, Raden Wijaya cukup cerdik untuk mengakali para tentara Mongol ini. Ia menyusun aliansi dengan pemberontak Kediri dengan iming-iming Singosari akan jadi bawahannya.
"Nah disinilah legendary moment terjadi. Pas dia lagi ngungsi di deket sungai Brantas, ada tentara Raden Wijaya ngambil buah. Pahit. Terus dibuang. Nama buahnya Maja. Rasanya pahit. Majapahit. Dah gitu aja," lanjut utasan itu.
Namun Raden Wijaya justru bergabung dengan pasukan Mongol menyerang Kediri. Alhasil Kediri kalah dan tentara Mongol pun meminta imbalan upeti.
"Upeti? Oh yes! Sure-sure santai bro santai. Utang emang harus dibayar yes. Tapi problemnya... ehm, duit gue semua di Majapahit (deket kali Brantas). Harus balik dulu nih. Gimana kalau kita bareng-bareng ambil ke rumah?" tawar Raden Wijaya.
Di sini lah letak kecerdikan Raden Wijaya. Ia menggiring pasukan Mongol menyusuri hutan lebat dengan berjalan kaki. Padahal pasukan Mongol adalah pasukan yang sangan mengandalkan kuda.
Tentara Mongol pun koyak dengan misi berjalan kaki ke Majapahit itu. Apalagi sesampainya di Majapahit dengan kondisi pasukan yang lemah, mereka langsung diserang dengan pasukan kerajaan.
Berakhirlah upaya penyerangan tentara Mongol di tanah Jawa. Mereka akhirnya memilih kembali ke Mongol dengan alasan telah sesesai menuntaskan misi, mengingat misi awal mereka adalah mengganti Raja Singosari Kertanegara dan menggantinya dengan raja baru.
Baca Juga: Rayakan Penutupan PSBB, Pemkot Tegal akan Gelar Pesta Kembang Api
Berita Terkait
-
Khofifah Singguh Ruh Majapahit Usai Melantik Bupati Mojokerto, Ada Apa?
-
Ditemukan! Sumur Peninggalan Kerajaan Pendahulu Majapahit, Masih Berfungsi
-
Ekskavasi Situs Petirtaan Jombang, Tim Temukan Saluran Buang dan Tengkorak
-
Situs Arca Jaladwara Jadi Tontotan Warga, Pedagang Raup Untung
-
Tempat Pemandian Suci Diduga Dari Zaman Majapahit Ditemukan di Jombang
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan