Suara.com - Pemerintah Spanyol berencana membuka kembali destinasi wisata untuk turis asing mulai Juli 2020. Pajak dan pendapatan dari pariwisata nantinya bakal digunakan membantu warga Spanyol terdampak pandemi Covid-19.
Menyadur The Guardian, kabar akan kembali dibukanya pariwisata Spanyol diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Pedro Sanchez.
Pembukaan berbagai destinasi wisata diperkirakan bakal mengisi kembali kantong anggaran yang selama ini terkuras akibat Covid-19.
“Seperti yang Anda tahu, Spanyol menerima lebih dari 80 juta pengunjung per tahun. Saya mengumumkan bahwa mulai Juli, Spanyol akan dibuka kembali untuk pariwisata asing dalam kondisi aman," kata Sanchez dikutip dari The Guardian, Minggu (24/5/2020).
Pembukaan kembali Spanyol untuk 'dunia luar' dipastikan Sanchez akan berlangsung dengan protokol yang aman. Wisatawan disebutnya tak perlu khawatir untuk kembali mengunjungi Negeri Matador.
"Turis asing juga dapat mulai merencanakan liburan mereka di negara kita. Spanyol membutuhkan pariwisata, dan pariwisata membutuhkan keamanan baik di tempat asal maupun tujuan," kata Sanchez.
"Kami akan menjamin bahwa wisatawan tidak akan menanggung risiko apa pun, juga tidak akan membawa risiko apa pun ke negara kami."
Pembukaan kembali pariwisata juga diringi dengan kepasatian akan kembali bergulirnya kompetisi sepakbola termasuk La Liga yang direncanakan bisa kembali berlangsung 8 Juni mendatang.
Menurut Sanchez penghasilan dasar dari pembukaan destinasi pariwisata merupakan komitmen pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan di Spanyol.
Baca Juga: Idul Fitri, Pangandaran Diguncang Gempa Magnitudo 5,1
"Itu akan menelan biaya sekitar € 3 milyar (sekitar Rp 48 triliun) setahun dan akan membantu empat dari lima orang dalam kemiskinan parah dan memberi manfaat bagi hampir 850.000 rumah tangga, setengahnya termasuk anak-anak," kata Pedro Sanchez.
Setelah sempat menjadi negara Eropa dengan kasus infeksi virus Corona tertinggi, Spanyol berangsur-angsur mulai bisa menekan penyebaran Covid-19.
Kendati menimbulkan kontroversi, kebijakan lockdown yang telah berlangsung sejak 14 Maret lalu--direncanakan akan berakhir 6 Juni 2020--dinilai berperan besar terhadap penurunan kasus tersebut.
"Baik pemerintah maupun masyarakat Spanyol tidak akan berpaling ke arah lain sementara rekan senegara kita mengantri untuk makan. Karena kita sedih melihat hal itu sekarang terjadi di beberapa bagian negara ini," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf