Suara.com - Swedia sempat menjadi rujukan banyak negara, bahwa sebuah wilayah bisa tetap bertahan menghadapi pandemi covid-19 tanpa pemberlakuan kebijakan lockdown atau pembatasan sosial yang ketat.
Anggapan itu mungkin saja benar bila diucapkan pada pertengahan Mei 2020. Namun situasi Swedia terkini nyatanya jauh dari perasaan optimistis. Efek pandemi covid-19 mulai meneror negara Nordik tersebut.
Menyadur Wired, Swedia diketahui tidak sekali pun menerapkan kebijakan lockdown saat dunia gonjang-ganjing diterpa virus corona.
Pemerintah hanya memberi imbauan jaga jarak, di mana keputusan tetap berada di tangan masing-masing warga.
Di ibu kota Swedia, Stockholm, restoran, kafe, bar, hingga sekolah-sekolah masih tetap dibuka, bahkan hingga kekinian. Masyarakat hanya disarankan untuk tinggal di rumah apabila merasa sakit.
Kendati terlihat 'bodo amat' atau santuy terhadap pandemi covid-19, data mobilitas warga Swedia nyatanya mengungkapkan bahwa orang-orang turut mencemaskan infeksi virus corona.
Selama akhir pekan Paskah, mobilitas warga Swedia diketahui menurun dibanding kondisi normal. Banyak perusahaan swasta juga meminta karyawannya bekerja dari rumah.
Kekinian, kebijakan new normal atau kenormalan baru--mungkin bisa juga disebut Herd Immunity--ala Swedia dalam menghadapi Covid-19, mulai terlihat kacau balau.
Sudah lebih dari 4.000 orang tewas di negara berpenduduk sekitar 10 juta jiwa itu. Selama 7 dari 14 hari terakhir, Swedia bahkan memiliki rataan kematian per kapita paling tinggi di dunia.
Baca Juga: Rumah Ibadah Akan Dibuka Saat New Normal, Menag Terbitkan Surat Edaran Ini
"Swedia sama sekali tidak banyak berubah," kata Paul Franks, seorang ahli epidemiologi di Lund University dikutip dari Wired, Sabtu (30/5/2020).
"Tetapi karena hal-hal telah berubah di negara lain, Anda telah memperhatikan perubahan dalam tingkat kematian relatif."
Merujuk data worldometers.info, perbandingan angka kematian di Swedia amat mencolok kalau dibandingkan dengan negara tetangga seperti Norwegia, Finlandia, dan Denmark.
Norwegia hingga kini baru mencatatkan 236 kematian, Finlandia 316, serta Denmark 568 kematian.
Menurut Lena Einhorn, ahli virologi dan penulis yang telah menjadi kritikus terhadap pendekatan Swedia, negaranya telah salah mengambil langkah sejak wabah virus Corona meluas pada Januari 2020.
Einhorn mengaku telah memperingatkan pemerintah lewat ahli epidemiologi Anders Tegnell, kendati pada akhirnya saran yang dia berikan tidak digubris.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra