Suara.com - Seorang reporter dan juru kamera tengah meliput aksi massa yang berujung kerusuhaan di Minneapolis, Amerika Serikat, saat tiba-tiba mereka ditembaki oleh petugas kepolisian.
Menyadur DW, Selasa (2/6), insiden penyerangan terhadap para wartawannya saat meliput aksi massa atas kematian George Floyd ini terjadi dua kali.
Penyerangan pertama, terjadi saat reporter Stefan Simon bersiap untuk melakukan siaran langsung di sebuah ruas jalan pada malam hari. Jauh beberapa meter di belakangnya, nampak sekelompok polisi tengah berjaga.
Saat Stefan tengah bersiap di depan kamera, suara deisng peluru tiba-tiba terdengar. Mengetahui hal ini, reporter ini pun langsung menghindar.
"Stefan, mereka menembak ke arahmu," ujar seorang kru.
Stefan lalu berbalik menghadap polisi dan mengatakan,"kami cuma press, kami dari media, berhenti menembaki kami! Kami sedang siaran langsung."
Kemudian pada insiden selanjutnya, petugas polisi meminta tim DW untuk mematikan kamrena, menghentikan peliputan dan kembali ke dalam mobil.
Pun seorang polisi mengatakan tim DW harus angkat kaki dari lokasi jika tak ingin ditahan. Mendengar hal tersebut, salah seorang kru menanyakan apa yang membuat kru bisa ditahan.
Namun polisi tak memberikan jawaban. Petugas kepolisian mengatakan, "kami melakukan tugas kami." Akhirnya, tim DW pun meninggalkan lokasi tersebut.
Baca Juga: Update Covid-19 Global 2 Juni: Rusia Lakukan Pelonggaran Karantina
Di tempat terpisah, Stefan Simon kembali melakukan siaran dan menyorot hal yang dilakukan pihak kepolisian terhadap jurnalis.
Stefan mengatakan ia memaklumi jika polisi melakukan tugas seperti apa yang telah diarahkan oleh atasan. Reporter ini juga menyebut bahwa polisi juga terlihat menyambangi kru media lain.
"Polisi juga menghalau tim produksi dari televisi lain, kami tidak tahu mereka jadi jaringan media apa, tapi mereka juga sednag bertuhas seperti kami di sini, Kami langsung mendekat untuk mendokumentasikan insiden itu, bukan untuk ikut campur, tapi mendokumentasikan," kata Stefan.
"Seperti yang anda lihat, keadaan di sini agak tegang. Saya mengerti para polisi itu bekerja di bawah tekanan. Tapi seharusnya mereka membiarkan kami bekerja dan melakukan tugas kami," imbuh dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bobby Nasution Apresiasi Kafilah Sumut Raih Peringkat Tujuh Nasional STQH di Kendari
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Demo Buruh di DPR! Polda Metro Jaya Akan Pastikan Tertib
-
Gak Punya Otak! ASN di Pasuruan Berkali-kali Cabuli Keponakan, Modusnya Begini
-
Hasil 'Jatah Preman' Rp2,25 M, Gubernur Riau Palak Anak Buah buat Pelesiran ke London hingga Brasil
-
Hari Ini Bergerak Geruduk DPR, Demo Buruh KASBI Bakal Dijaga Ketat 1.464 Aparat
-
5 Fakta PNS Probolinggo Memperkosa Keponakan Hingga Korban Depresi
-
Inovasi AI yang Mendorong Kualitas Riset dan Akademik Indonesia
-
Terseret Kasus Ekspor CPO, Dua Raksasa Sawit Bayar Uang Pengganti Triliunan dengan Cara Dicicil!
-
MBG ala Jusuf Hamka, Makan Gratis yang Bikin Anak-Anak SD Tambora Senyum Ceria
-
Gubernur Riau Diduga Pakai Uang Pemerasan untuk Jalan-Jalan ke Inggris dan Brasil