Sementara di Inggris, para uskup agung York dan Canterbury mengatakan kerusuhan itu mengungkap "kejahatan supremasi kulit putih yang sedang berlangsung".
Apa yang terbaru dalam demonstrasi? Setelah pusat perbelanjaan ikonik di New York, Macy dan toko-toko lainnya dijarah, Gubernur New York Andrew Cuomo mengkritik polisi yang disebutnya "tidak melakukan tugasnya" Jam malam di New York diperpanjang hingga Minggu (07/06), sementara jam malam di Philadeplhia berlaku hingga Kamis (04/06) Di Chicago, dua orang dilaporkan meninggal di tengah demonstrasi, meskipun penyebabnya hingga kini belum jelas Perintah kontroversial untuk membubarkan pengunjuk rasa dari sebuah taman dekat Gedung Putih pada Senin malam datang langsung dari Jaksa Agung William Barr, media AS melaporkan Kepala polisi di Louisville, Kentucky dipecat setelah petugas penegak hukum menembak ke kerumunan pada hari Minggu malam, menewaskan pemilik bisnis terdekat Saluran musik dan selebritas menandai gerakan Blackout pada Selasa (02/06), menghentikan layanan musiknya sementara selama delapan menit - lamanya waktu seorang petugas polisi berlutut di leher Floyd Bagaimana demonstrasi bermula?Aksi demonstrasi bermula ketika rekaman video menunjukkan Floyd sedang ditangkap dan beberapa petugas polisi terus-terusan menindih lehernya meskipun dia memohon dirinya tidak bernapas pada 25 Mei.
Salah satu polisi, Derek Chauvin, dituntut atas pembunuhan tingkat tiga dan akan disidang pekan depan. Sementara tiga polisi lain telah dipecat.
Pada Senin (01/06) Trump menyerukan kepada pemerintah negara bagian dan pemerintah kota untuk mengerahkan Garda Nasional demi menghentikan kerusuhan.
Dia mengatakan jika mereka tidak "mengambil tindakan yang diperlukan" dia akan mengerahkan militer dan "menyelesaikan masalah itu dengan cepat".
Apa dibalik kerusuhan ini?Kasus Floyd telah menyalakan kembali kemarahan yang mendalam atas pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika dan rasisme. Kebrutalan polisi ini mendorong gerakan Black Lives Matter dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, Michael Brown di Ferguson, Missouri dan Eric Garner di New York juga menjadi korban kebrutalan polisi.
Pada 2014, Eric Garner dicekik oleh polisi karena dituduh menjual rokok ketengan secara ilegal dan dia terdengar berkata "Saya tidak bisa bernapas" ketika polisi menahannya.
Kata-kata Garner, yang juga disebut oleh Floyd di momen terakhir hidupnya, menjadi yel-yel yang diteriakkan oleh pendukung gerakan Black Lives Matter.
Baca Juga: Donald Trump Ancam Kerahkan Militer untuk Padamkan Kerusuhan di AS
Demonstrasi yang berjalan tidak hanya untuk mengekspresikan atas perlakuan terhadap Floyd, tapi juga mengecam kekejaman polisi atas perlakuan mereka terhadap warga kulit hitam di Amerika.
Orang Afrika-Amerika lebih mungkin ditembak secara fatal oleh polisi ketimbang kelompok etnis lain.
Mereka juga ditangkap karena penyalahgunaan narkoba pada tingkat yang jauh lebih tinggi ketimbang orang Amerika kulit putih, meskipun survei menunjukkan penggunaan narkoba pada kedua etnis itu sama.
Bagi banyak orang, kemarahan atas kematian Floyd juga mencerminkan frustrasi bertahun-tahun atas ketidaksetaraan dan diskriminasi sosial-ekonomi, tidak terkecuali di Minneapolis itu sendiri.
Peristiwa itu juga bermula ketika pandemi virus corona tengah berlangsung, yang menurut penelitian telah secara proporsional mempengaruhi orang kulit hitam Amerika yang kehilangan pekerjaan.
Tetapi protes juga menggemakan gerakan hak sipil yang bermula lebih dari 50 tahun yang lalu. Tindakan ini dipimpin oleh Martin Luther King Jr dan berusaha untuk menantang supremasi kulit putih dan kebijakan pro segregasi yang biasa pada saat itu.
Berita Terkait
-
Mengurai Masalah Islam Kontemporer Lewat Buku Karya Tohir Bawazir
-
Apa Agama King Aloy Sekarang? Gara-Gara Hadiah dari Deddy Corbuzier Jadi Terungkap
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Perjalanan Spiritual Aloy: Pernah Anut 3 Agama, Berencana Umrah Tahun Depan
-
Nadine Chandrawinata dan Dimas Buktikan 'Nilai yang Sama' Bisa Mengalahkan Beda Agama
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
DPR Kejar Target Sahkan RKUHAP Hari Ini, Koalisi Sipil Laporkan 11 Anggota Dewan ke MKD
-
Siswa SMP di Tangsel Tewas Akibat Perundungan, Menteri PPPA: Usut Tuntas!
-
Klarifikasi: DPR dan Persagi Sepakat Soal Tenaga Ahli Gizi di Program MBG Pasca 'Salah Ucap'
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan