News / Metropolitan
Senin, 17 November 2025 | 23:50 WIB
Suasana di depan gerbang sekolah pasca ledakan di SMAN 72, Jakarta, Jumat (7/11/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Proses pemeriksaan terduga pelaku utama ledakan SMAN 72 terhambat karena kondisinya yang masih lemas dan pusing setelah selang makanan dilepas, sehingga polisi menunggu izin dokter
  • Karena pelaku masih di bawah umur, Polda Metro Jaya melibatkan berbagai lembaga ahli seperti KPAI, Bapas, dan psikolog forensik untuk memastikan penanganan kasus sesuai prosedur dan mempertimbangkan aspek psikologis
  • Meskipun pelaku utama belum bisa diperiksa, polisi telah memeriksa 46 saksi anak dan ayah terduga pelaku untuk terus mendalami kasus ledakan tersebut

Suara.com - Teka-teki di balik insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta mulai menemui titik terang, namun kondisi terduga pelaku yang masih berstatus anak berhadapan dengan hukum (ABH) menjadi fokus utama penyidik Polda Metro Jaya saat ini.

Proses pemeriksaan untuk mengungkap motif dan kronologi lengkap kini bergantung sepenuhnya pada kondisi kesehatan sang ABH.

Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa kondisi fisik ABH tersebut masih belum stabil. Pasca menjalani perawatan medis, kondisinya dilaporkan masih lemah dan belum memungkinkan untuk dimintai keterangan secara mendalam.

"Kondisinya masih lemas dan pusing pasca dilepas alat selang makanan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Budi Hermanto saat dikonfirmasi di Jakarta, dilansir Antara, Senin (17/11/2025).

Keterangan ini menjadi sinyal bahwa penyidik harus ekstra sabar sebelum bisa menggali informasi kunci dari terduga pelaku. Meski demikian, Polda Metro Jaya telah mengagendakan pemeriksaan terhadap ABH tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat, dengan catatan utama mendapat persetujuan dari tim dokter yang merawat.

Koordinasi lintas instansi pun menjadi langkah krusial yang ditempuh kepolisian, mengingat status pelaku yang masih di bawah umur.

"Minggu ini, penyidik akan berkoordinasi dengan dokter yang merawat untuk kondisi ABH secara keseluruhan," tegas Budi pada Senin (16/11).

Langkah hati-hati ini menunjukkan keseriusan polisi dalam menangani kasus yang melibatkan anak, sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

Tak hanya tim medis, Polda Metro Jaya juga menggandeng serangkaian lembaga ahli untuk memastikan penanganan kasus berjalan komprehensif dan tidak melanggar hak-hak anak.

Baca Juga: Kondisi Pelaku Ledakan SMAN 72 Membaik, Polisi Siapkan Pemeriksaan Libatkan KPAI

Sejumlah pihak yang dilibatkan antara lain Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Balai Pemasyarakatan (Bapas), Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, hingga Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Indonesia.

Keterlibatan psikolog forensik menjadi penting untuk memahami kondisi kejiwaan dan motif di balik tindakan nekat tersebut.

Sambil menunggu pemulihan ABH, penyidik terus bekerja maraton mengumpulkan bukti dan keterangan dari saksi-saksi lain. Ayah dari terduga pelaku menjadi salah satu saksi kunci yang telah diperiksa.

"Sudah diminta keterangan dua hari lalu," ujar Budi pada Kamis (13/11).

Selain pihak keluarga, puluhan saksi dari lingkungan sekolah juga telah dimintai keterangan untuk membangun gambaran utuh peristiwa ledakan yang terjadi pada Jumat (7/11) lalu.

“Hari ini, yang diambil keterangan saksi anak ada 46 orang secara paralel dengan giat observasi dari Apsifor,” tutur Budi.

Load More