Suara.com - Sejak diselenggarakan pada 2014, sudah banyak orang yang memanfaatkan layanan ini untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang baik dan menjaga kualitas hidup sehatnya. Siti Rofikoh (39) adalah salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang telah merasakan manfaat hadirnya program ini.
Siti menggunakan JKN-KIS untuk berobat atas keluhan Herniasi Nucleus Pulposus (HNP), atau biasa yang sering disebut saraf terjepit. Siti mengaku pertama kali merasakan keluhannya berupa nyeri, disertai dengan kesemutan yang tidak kunjung hilang pada kakinya.
“Saat itu, tiba-tiba saya merasakan nyeri yang hilang timbul namun tidak kunjung berhenti, yang disertai dengan kesemutan dan membuat kaki saya sulit untuk digerakkan. Akhirnya saya dibantu oleh anak saya ke dokter, dan setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa saya mengalami saraf terjepit,” katanya.
HNP atau saraf terjepit merupakan suatu kondisi, dimana saraf tertekan oleh bagian di sekitarnya. Jika tidak ditindaklanjuti dengan serius, maka dapat berdampak pada jaringan lunak, atau pelindung di sekitar saraf mengalami kerusakan atau pecah.
Hal ini akan menyebabkan pembekakan dan tekanan yang ekstra, dan bila terjadi terus-menerus, tentu saja saraf bisa mengalami kerusakan secara permanen.
“Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter, beruntung saya segera mengambil tindakan untuk periksa. Tentu saja saya tidak pikir panjang untuk berobat, karena saya telah memiliki JKN-KIS. Biaya berobat saya akan dijamin oleh JKN-KIS. Setelah kontrol, saya dianjurkan oleh dokter untuk melakukan kontrol dan terapi di rumah sakit,” tambah Siti.
Ia pun menjelaskan, ia harusnya rutin seminggu sekali melakukan terapi di rumah sakit, agar sakit saraf yang dialami bisa segera membaik. Selama melakukan terapi, ia berbekal JKN-KIS, sehingga tidak ada biaya yang harus ditanggungnya selama menjalani pengobatan.
“Harus seminggu sekali rutin terapi ke rumah sakit, dan Alhamdulillah, selama pengobatan, saya selalu menggunakan JKN-KIS dan biaya pelayanan sepenuhnya ditanggung oleh program ini. Pelayanan yang saya terima pun sudah baik, karena saya selalu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan prosedurnya pun tidak bikin repot. Sungguh program ini telah banyak membantu saya,” tutup Siti.
Baca Juga: Alhamdulillah! 150 Pasien Corona di RS Pulau Galang 100 Persen Sembuh
Berita Terkait
-
Indonesia Dorong BPJS Kesehatan Masuk Skala Internasional
-
BPJS Pimpin Pertemuan Virtual Internasional Bahas Jaminan Kesehatan
-
BPJS Kesehatan Ajak Milenial Beri Solusi dan Kemudahan bagi Peserta JKN-KIS
-
BPJS Kesehatan Verifikasi Klaim RS untuk Covid-19 dalam 7 Hari Kerja
-
8 Tahun Cuci Darah, Gatot Bersyukur Jadi Peserta BPJS Kesehatan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi