Suara.com - Salah satu pembuat vaksin eksperimental Covid-19, AstraZeneca dikabarkan akan menambah produksi hingga dua miliar setelah menjalin kesepakatan dengan sejumlah pihak.
Menyadur BBC News pada Jumat (5/6/2020), pihak AstraZeneca telah menandatangi dua perjanjian, salah satunya didukung oleh Bill Gates, yang memungkinkannya dapat meningkatkan produksi hingga dua kali lipat dari sebelumnya.
Untuk diketahui, AstraZeneca mengatakan dapat memproduksi satu miliar dosis dan sedang dikembangkan dengan para ilmuwan di Universitas Oxford. Dengan perjanjian baru yang disahkan pada Kamis (4/6/2020) tersebut, dapat berpotensi meningkatkan produksi hingga dua miliar dosis.
Salah satu perjanjian baru yang terjalin adalah dengan pihak Serum Institute of India (SII), produsen vaksin terbesar di dunia berdasarkan volume. Kesepakatan lain dengan dua organisasi kesehatan yang didukung oleh Bill dan Melinda Gates yang bernilai 750 juta dolar (sekitar Rp 10,4 triliun).
Perjanjian lisensi antara AstraZeneca dengan SII India bertujuan untuk memasok satu miliar dosis kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dengan komitmen dapat menyediakan 400 juta dosis sebelum akhir 2020.
"Kami sedang membangun sejumlah rantai pasokan di seluruh dunia untuk mendukung akses global tanpa mengambil keuntungan selama pandemi dan sejauh ini telah mengamankan kapasitas produksi hingga dua miliar dosis vaksin," jelas CEO AstraZeneca, Pascal Soriot.
Dua badan amal, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan aliansi vaksin GAVI, akan membantu mempersiapkan fasilitas produksi dan mendistribusikan 300 juta dosis vaksin. Pengiriman vaksin diharapkan akan dimulai pada akhir tahun 2020.
AstraZeneca juga telah sepakat untuk memasok 300 juta dosis vaksin potensial ke AS dan 100 juta dosis ke Inggris, dengan pengiriman pertama diharapkan dapat dilaksanakan pada bulan September 2020.
Saat ini sejumlah perusahaan farmasi tengah berlomba untuk mengembangkan dan menguji obat-obatan potensial yang dapat membasmi virus corona. Namun, PBB mengingatkan bahwa vaksin yang diproduksi harus terjangkau oleh semua kalangan.
Baca Juga: Kapan Anak Harus Segera Vaksin Apabila Tertunda atau Terlambat?
"Vaksin harus dilihat sebagai kebutuhan publik secara global atau vaksin rakyat, yang semakin banyak diminta oleh para pemimpin dunia," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka