Suara.com - Tiga agama mayoritas di Inggris, Islam, Kristen, dan Yahudi berbeda pandangan terkait keputusan pemerintah untuk kembali membuka tempat ibadah untuk doa individu mulai 15 Juni mendatang.
Menyadur The Guardian, para pemimpin umat Krsiten menyambut baik pengumuman pemerintah Inggris, kendati tokoh Islam dan Yahudi cukup keberatan dengan kebijakan tersebut.
“Ini adalah awal dari perjalanan gedung-gedung gereja untuk membuka dengan aman sesuai dengan saran pemerintah,” kata uskup London, Sarah Mullally, dikutip dari The Guardian, Senin (8/6/2020).
Para pemimpin muslim dan Yahudi mengatakan pembukaan rumah ibadah khusus untuk doa secara individu atau perorangan tidak sesuai dengan ajaran agama mereka.
Pasalnya, pemerintah mengatakan doa atau ibadah yang dilakukan secara serentak seperti misa, jemaah dan kirtan, untuk sementara belum boleh dilakukan, seiring pelonggaran lockdown bertahap di Inggris.
Sekretaris jenderal Dewan Muslim Inggris, Harun Khan mengatakan kebijakan pemerintah kurang jelas dan justru membingungkan komunitas muslim untuk menerapkannya.
"Masjid disediakan terutama untuk ibadah jamaah, sehingga saat ini ada ketidakpastian dan keprihatinan yang signifikan dari para pemimpin masjid tentang bagaimana peraturan baru dapat benar-benar diterapkan," kata Khan.
Ketua Dewan Penasihat Nasional Masjid dan Imam (MINAB), Qari Asim memandang peraturan itu justru menjadi tantangan tersendiri bagi umat muslim karena ibadah kolektif sejatinya tak boleh dilangsungkan meski masjid telah dibuka.
"Perbedaan mendasar antara masjid dan beberapa tempat ibadah lainnya adalah bahwa masjid pertama dan terutama digunakan untuk sholat berjamaah," kata Qari Asim.
Baca Juga: Kondisi Terminal Kampung Melayu Masih Sepi Saat PSBB Transisi
Qasim lewt MINAB mengungkapkan saran kepada pemerintah agar jangan buru-buru membuka akses masjid apabila ibadah berjamaah masih belum aman untuk dilakukan selama pelonggaran lockdown.
"Masjid hanya terbuka untuk umum ketika sudah aman dan secara hukum diizinkan untuk menggelar shalat berjamaah," kata Qasim.
Sementara Rabi senior Yudaisme Reform, Laura Janner-Klausner, mengatakan sebagian besar sinagog tidak akan dibuka kembali untuk doa pribadi pada 15 Juni.
“Orang Yahudi mengutamakan doa bersama daripada doa individu, dan kami mengutamakan kesucian hidup. Doa individu tidak memiliki status teologis yang sama," kata Janner-Klausner.
“Kebijakan pemerintah terutama terkait dengan gereja dan bukan dengan sinagog, gurdawas, kuil, dan masjid. Yang penting bagi kami adalah bersama, dan sampai kami bisa melakukannya dengan aman, sinagog kami akan tetap tutup," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Bulan Madu Maut di Glamping Ilegal, Lakeside Alahan Panjang Ternyata Tak Kantongi Izin
-
Geger Ziarah Roy Suryo Cs di Makam Keluarga Jokowi: 7 Fakta di Balik Misi "Pencari Fakta"
-
Kronologi Bulan Madu Maut di Danau Diateh: Istri Tewas, Suami Kritis di Kamar Mandi Vila
-
FSGI: Pelibatan Santri dalam Pembangunan Musala Ponpes Al Khoziny Langgar UU Perlindungan Anak
-
Dugaan Korupsi Chromebook: Petinggi Perusahaan Teknologi Dipanggil Jaksa, Ternyata Ini Alasannya
-
FSGI Kecam Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai Dana APBN: Lukai Rasa Keadilan Korban!
-
Krisis Politik di Madagaskar Memanas, Presiden Rajoelina Sebut Ada Upaya Kudeta Bersenjata
-
Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan: Para Petinggi BUMN Ini Mulai Diselidiki Kejagung
-
18 Profesor Hukum Bela Hasto, Minta MK Rombak Pasal Kunci Pemberantasan Korupsi
-
GIPI Soroti Pungutan Wisman dalam Revisi UU Kepariwisataan: Industri Wisata Bisa Terdampak