Suara.com - Antrean warga yang ingin menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) langsung membludak di hari pertama kegiatan perkantoran Jakarta diizinkan beroperasi. Hal ini lantas menuai kontroversi karena kerumunan itu dinilai berpotensi meningkatkan penularan corona Covid-19.
VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan penumpukan terjadi karena banyaknya masyarakat yang sudah mulai kembali bekerja.
Namun ia mengeluhkan tidak adanya pengaturan jadwal kerja oleh pihak kantor-kantor di Jakarta. Padahal sesuai aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, jam masuk dan pulang kerja harus dibedakan agar mencegah adanya penumpukan penumpang.
"Tidak ada pengaturan dan pembedaan jam kerja dibanding masa sebelum COVID-19," ujar Anne dalam keterangan tertulis yang dikutip suara.com, Senin (8/6/2020).
Anne mengatakan, seluruh karyawan masih diminta untuk masuk kerja pada jam 08.00 WIB hingga jam 09.00 WIB. Jam pulang kerja juga tetap pada jam 4 atau jam 5 sore.
Menurutnya pengaturan jam kerja ini sangat penting terutama bagi mereka yang menggunakan transportasi publik pada masa PSBB transisi ini.
"Karena pembatasan dari segi jam operasional maupun kapasitas pengguna masih berlaku," jelasnya.
Ia menjelaskan, untuk KRL saat ini berlaku pembatasan pengguna sejumlah 35 – 40 persen dari kapasitas, atau sekitar 74 pengguna per kereta. Pembatasan ini ada agar terjaga jarak aman diantara pengguna di dalam KRL.
Agar batasan ini dapat diterapkan, upaya yang ia lakukan dengan membatasi masuk stasiun dan KRL sehingga pengguna di stasiun-stasiun berikutnya juga dapat terlayani. Pembatasan ini dengan penyekatan oleh petugas di sejumlah titik menuju ke peron, antara lain di hall stasiun, sebelum masuk gate elektronik stasiun, dan di koridor menuju ke peron.
Baca Juga: Penumpang KRL di Stasiun Bogor Membludak
"Dalam mengatur antrian petugas juga senantiasa mengingatkan pengguna untuk jaga jarak," tuturnya.
Pihak KCI, kata Anne, memprediksi antrean pengguna ini masih akan terjadi di hari-hari berikutnya. Karena itu ia menyiapkan sejumlah tahapan untuk menambah batasan kapasitas pengguna yang diizinkan dalam KRL jika volume pengguna terus naik.
Penambahan kapasitas ini nantinya harus disertai dengan memperketat protokol dan alat pelindung bagi pengguna antara lain menggunakan masker, pelindung wajah, sarung tangan, dan baju lengan panjang.
"Masyarakat yang masih hendak menggunakan KRL untuk senantiasa berdisiplin mengikuti aturan yang ada terutama mengenai jaga jarak dan pengaturan antrean dari petugas," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Perumahan Tangguh Iklim, Kebutuhan Mendesak di Tengah Krisis Bencana Indonesia
-
Beli Cabai dari Petani Aceh, Rano Karno Pastikan Ketersediaan Pangan Jakarta Aman hingga Januari
-
OTT Jaksa Oleh KPK, Komjak Dorong Pembenahan Sistem Pembinaan
-
Pramono Larang Pesta Kembang Api Tahun Baru di Jakarta, 'Anak Kampung' Masih Diberi Kelonggaran
-
Insight Seedbacklink Summit 2026: Marketing Harus Data-Driven, Efisien, dan Kontekstual
-
WALHI Desak Pencabutan Izin Korporasi Pemicu Bencana Ekologis di Lanskap Batang Toru
-
Pilih Fokus Kawal Pemerintahan Prabowo, PKS Belum Tentukan Sikap Soal Pilkada via DPRD
-
Mahfud MD Soroti Rekrutmen dan Promosi Polri, Ada Ketimpangan Kenaikan Pangkat
-
Melaju Kencang di Tikungan Tajam, 7 Fakta Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans di Exit Tol Semarang
-
Sentil Pejabat yang 'Flexing', Rocky Gerung Sebut Prabowo Perlu Sosok Jujur untuk Kendalikan Bencana