Suara.com - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) Mahesa Paranadipa menilai, penerapan New Normal nanti berpotensi banyak menimbulkan cluster baru penyebaran Covid-19.
Lantaran sampai saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi masih banyak ditemukan warga yang tak disiplin pada protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, jaga jarak, membawa hand sanitizer dan sebagainya.
"Dalam New Normal, semua tempat bisa menjadi cluster baru persebaran. Jika pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan kita lemah. Kita berhadapan terhadap risiko yang kasat mata, sehingga sulit diprediksi jika kedisiplinan tidak dijalankan," kata Mahesa kepada Suara.com, Senin (8/6/2020).
Dokter umum ini mengatakan, setiap kebijakan yang diambil pemerintah, baik itu di tingkat pusat maupun daerah, harus menjamin hak fundamental masyarakat, seperti jaminan perlindungan kesehatan. Selain negara memiliki tanggungjawab untuk melindungi warganya.
Dalam situasi pandemi Covid-19, pemerintah harus mempertimbangkan data-data kesehatan sebagai dasar dalam membuat kebijakan dan mengambil keputusan, supaya angka kematian serta kasus positif tak bertambah.
"Satu nyawa setiap warga negara harus dijaga," ujarnya.
Mahesa menyangsikan kesiapan masyarakat Indonesia dalam menjalankan New Normal. Sebab kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan masih lemah.
Berita Terkait
-
Wapres Ma'ruf Amin Sebut Pesantren Lebih Aman Dibuka Ketimbang Sekolah
-
Perkantoran Dibuka Hari Ini, Pemprov DKI Belum Mau Sidak Protokol Corona
-
DKI Jakarta akan Terapkan New Normal, Sekjen AIMI: Rumah Sakit Belum Siap
-
Suasana Hari Pertama PSBB Transisi di Jakarta
-
Antisipasi Pendatang Saat PSBB Transisi, Bamsoet Desak Ini ke Pemerintah
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Pakar Ingatkan Tim Reformasi Polri Jangan Cuma Jadi 'Angin Surga' Copot Kapolri
-
Reformasi Kepolisian Tak Cukup Ganti Kapolri, Butuh Political Will dari Presiden
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK