Suara.com - Pemerintah menegaskan tidak ada kenaikan tarif listrik menyusul adanya keluhan warga terkait tagihan listrik yang membengkak pada Mei 2020.
Jubir Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia mengatakan lonjakan tarif listrik yang tinggi disebabkan oleh pemakaian konsumsi yang jauh lebih banyak. Mengingat banyak masyarakat yang lebih sering beraktifitas di rumah ketika penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama pandemi Covid-19.
"Masa pandemi yang mendorong diberlakukannya kebijakan PSBB menjadikan kegiatan kita lebih intens di rumah dan mengakibatkan penggunaan listrik yang juga turut mengalami peningkatan," ujar Angkie dalam keterangannya, Senin (8/6/2020).
Angkie menuturkan, pihak PLN telah menjelaskan faktor yang menyebabkan tarif listrik menjadi tinggi selama PSBB.
Ia menyebut ada sistem angsuran carry over selama tiga bulan untuk menjaga lonjakan tagihan akibat pemakaian yang lebih banyak dibanding sebelum PSBB.
"Secara teknis, PLN juga telah menjelaskan faktor yang menyebabkan tarif listrik menjadi tinggi selama PSBB. Ada sistem angsuran carry over selama tiga bulan untuk menjaga lonjakan tagihan akibat pemakaian yang lebih banyak dibanding sebelum PSBB," ucap dia.
Angkie menyebut PLN menyediakan layanan pengaduan dan keluhan melalui mobile dan pusat kontak PLN.
Warga yang ingin menyampaikan hal tersebut bisa mengunduh aplikasi PLN Mobile, atau memantau melalui tautan pln.co.id, dan pusat kontak PLN 123.
"Selain itu, PLN juga menyediakan layanan baca meter melalui whatsapp resmi ke nomor 081-22-123-123," katanya
Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN buka suara terkait naiknya tagihan listrik pelanggan akhir-akhir ini. PLN menegaskan, kenaikan itu bukan karena tarif listrik melonjak, melainkan pemakaian listrik pelanggan yang lebih panjang.
Baca Juga: Masuk Zona Merah Corona, Warga di 3 RW Jembatan Besi Masih Keluyuran
Menurut Senior Executive Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono, terdapat tiga alasan yang membuat tagihan listrik. Pertama, setelah ada PSBB masyarakat pun berkegiatan di rumah, mulai dari bekerja hingga belajar.
Sehingga, pemakaian konsumsi listrik lebih panjang dari biasanya dan konsumsi listrik tanpa sadar alami kenaikan.
"Jadi biasanya, penggunaan lebih banyak di sore malam, itu (setelah ada WFH) sekarang dari pagi sampai malem 24 jam ada di rumah, jadi listriknya pun begitu, makanya berasa tidak gunakan konsumsi besar seperti biasa padahal waktu pemanfaatannya panjang," ujar Yuddy dalam video conference di Jakarta, Senin (8/6/2020).
Kedua, tutur Yuddy, pada bulan Mei yang bersamaan dengan bulan Ramadan, membuat masyarakat berkegiatan lebih awal dari biasanya. Sehingga, tanpa terasa konsumsi listrik juga meningkat.
"Kalau Ramadan kita bangun lebih awal, masak, dan lain-lain, lampu nyala semua jadi lebih panjang, sehingga ada kenaikan dari bulan sebelumnya," ucapnya.
Terakhir, ketiga, adanya pencatatan rata-rata pemaikan listrik bulan sebelumnya pada saat sebelum dan sesudah WFH. Dengan begitu, adanya konsumsi listrik yang belum terbayar, sehingga akan tertagih pada rekening bulan depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan
-
Detik-detik Tembok Sekolah di Palmerah Roboh: Udah Goyah, Lari Selamatkan Diri dari Api
-
Kementerian HAM Akan Kumpulkan Seluruh Data Hak Asasi Manusia Lewat Platform Ini
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok