Suara.com - Aktivis kemanusiaan Natalius Pigai mengatakan dirinya dihubungi oleh pihak PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN selepas menyampaikan kritik mengenai kenaikan tagihan listrik yang belakangan dikeluhkan masyarakat.
Natalius Pigai menduga kritik yang disampaikan telah sampai ke telinga pimpinan PLN sehingga dirinya mendadak ditelepon.
Pernyataan tersebut disampikan Natalius Pigai melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, @NataliusPigai2.
"Saya kritik PLN soal bayar listrik ancam orang kecil. Rupanya sudah dibicarakan di pimpinan PLN. Tadi tiba2 telpon masuk. Pak Pigai, Kami dari PLN Jakatya Raya mau tahu meteran Bapak? atas perintah!," tulisnya seperti dikutip Suara.com, Senin (8/6/2020).
Meski mendapat balasan, Mantan Komisioner HAM RI tersebut menegaskan bahwa dirinya dalam posisi membela masyarakat khususnya rakyat kecil.
Oleh sebab itu, ia menyentil pimpinan PLN supaya kedepannya dapat mengelola perusahaan secara profesional dan bertanggung jawab.
"Bagi saya bayar 7 juta sanggup, tapi saya bela rakyat. Bilang Dirut dkk kelola PLN dengan profesional & acuntable!," imbuhnya.
Dalam cuitan tersebut, Natalius Pigai membeberkan bukti panggilan dari PLN yang diterima melalui ponselnya.
Untuk diketahui, PLN telah memberi tanggapan mengenai kenaikan tagihan listrik. Perusahaan mengklaim bahwa kenaikan tersebut bukan tarif listrik yang melonjak melainkan pemakaian listrik pelanggan yang lebih panjang.
Baca Juga: Masuk Zona Merah Corona, Warga di 3 RW Jembatan Besi Masih Keluyuran
Menurut Senior Executive Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono, terdapat tiga alasan yang membuat tagihan listrik meningkat.
Pertama, konsumsi listrik lebih panjang karena warga banyak berkegiatan di rumah setelah adanya PSBB.
Kemudian, kegiatan masyarakat lebih awal dari biasanya di bulan Mei atau bertepatan dengan bulan Ramadan.
Adapun alasan yang ketiga yakni adanya pencatatan rata-rata pemakaian listrik bulan sebelumnya pada saat sebelum dan sesudah WFH. Dengan begitu, tagihan listrik yang belum terbayar akan dikenakan di bulan selanjutnya.
Berita Terkait
-
PLN Buka Suara Banyak Tagihan Listrik Melonjak Saat WFH
-
PLN Ungkap Sedikitnya 258 Ribu Pelanggan Tagihannya Naik 200 Persen
-
Tagihan Listrik Rp 17 Juta Kok Mengeluh? Begini Penjelasan Raffi Ahmad
-
PLN Ungkap Penyebab Tagilhan Listrik Raffi Ahmad Hingga Rp 17 Juta
-
Tagihan Listrik Melonjak di Juni, PLN Jelaskan Skema Hitungan
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Picu Sorotan, Komisi III DPR Warning Penegak Hukum
-
Ira Puspadewi Cs Dapat Rehabilitasi dari Prabowo, Eks Penyidik KPK: Tamparan Penegak Hukum
-
Heboh Bandara 'Ilegal' di Morowali, Benarkah Diresmikan Jokowi? Fakta Dua Bandara Terungkap
-
TKI Asal Temanggung Hilang Selama 20 Tahun di Malaysia, Ahmad Luthfi Pastikan Kondisinya Aman
-
Drama Berujung Rehabilitasi, 7 Fakta Mengejutkan Kasus Korupsi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi
-
DPRD DKI Soroti Gaji Guru Swasta di Jakarta: Jauh di Bawah UMP!
-
Pengacara Komisaris PT Jenggala Maritim Nilai Dakwaan Soal Fee Sewa Kapal Tak Terbukti
-
Milik Siapa PT IMIP? Heboh Bandara Morowali Disebut Ilegal, Jadi 'Negara dalam Negara'
-
Rahang Alvaro Masih Hilang, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Aliran Sungai Tenjo
-
Bandara 'Hantu' Morowali, Isu Negara dalam Negara dan Ancaman Kedaulatan Mengemuka