Suara.com - Media Asing ikut menyoroti kebijakan 'New Normal' di Indonesia yang baru-baru ini dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo.
Asia Times menyebutkan kebijakan New Normal Indonesia 'sedang dalam bencana' dalam artikel yang berjudul 'Indonesia’s ‘new normal’ a disaster in the making'.
"Kemampuan Indonesia untuk mengatasi krisis ekonomi dan kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh Covid-19 selalu menjadi hal yang sulit." tulis Asia Times pada artikel yang diterbitkan 8 Juni 2020.
"Tetapi Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengumumkan kebijakan "New Normal", yang dimaksudkan untuk memulai kembali ekonomi Indonesia yang sedang merosot, diluncurkan bersamaan dengan upaya untuk menyesatkan dan menutup-nutupi risiko epidemi."
Media asing tersebut menjabarkan bahwa kebijakan New Normal di Indonesia dikhawatirkan para ahli bisa menyebabkan adanya penularan yang lebih parah.
Menurut pernyataan Dr. Corona Rintawan, mantan anggota Satuan Tugas Nasional Covid-19 Indonesia, mengatakan pada Asia Times bahwa Covid-19 menimbulkan dampak sangat buruk bagi pemerintahan Indonesia.
Dr Corona mengatakan tanpa peraturan dan sanksi yang jelas tentang kebijakan 'New Normal' akan menjadi masalah besar saat membuka kembali sektor perekonomian. Terlebih dengan mengabaikan saran ahli ilmiah yang memperingatkan pemerintah agar tidak meremehkan skala infeksi, kematian dan kemungkinan adanya gelombang kedua Covid-19.
Asia Times juga menyoroti pengetesan Covid-19 di Indonesia yang dinilai hampir setara dengan Afghanistan yang paling rendah melakukan tes.
Satu inisiatif pelaporan warga negara yang dibuat oleh jurnalis dan akademisi, yang dikenal sebagai Lapor Covid-19, memperkirakan bahwa jumlah sebenarnya kematian mungkin dua hingga tiga kali lebih tinggi daripada yang dilaporkan secara resmi.
Baca Juga: Kasus Positif Corona Naik di Serang, Pemkot Tetap Berlakukan New Normal
Menurut Dr Corona hal tersebut terjadi karena pemerintah daerah enggan untuk tidak mengikuti kebijakan "Normal Baru" karena takut disalahkan.
"Ambil contoh ketika seorang pasien yang diklasifikasikan sebagai 'di bawah pengawasan' meninggal dan beberapa hari kemudian diketahui bahwa mereka positif Covid-19. Beberapa pemerintah daerah, dan saya tidak akan mengatakan yang mana, melaporkan pada saat itu bahwa almarhum negatif untuk Covid-19 meskipun hasil tes masih tertunda," ujar Dr Corona.
"Ini karena mereka tidak ingin mendapat masalah jika jumlah kematian kemudian meningkat. Pimpinan daerah mana yang ingin disalahkan saat 'New Normal' sedang diterapkan? " tambahnya.
"Pada akhir Mei, Gugus Tugas Nasional Covid-19 melaporkan sekitar 300.545 tes telah dilakukan untuk 205.165 orang. Ini menempatkan tingkat pengujian Covid-19 di negara itu sekitar 1.100 pengetesan per satu juta. Ini kira-kira setara dengan Afghanistan, salah satu negara dengan tingkat pengujian terendah di dunia." tulis Asia Times.
Media asing ini juga ikut menyinggung progaram bantuan yang diberikan oleh pemerintah yang dinilai tidak tepat sasaran karena menggunakan data lama.
"Pejabat Badan Audit Nasional Indonesia baru-baru ini mengekspos Kementerian Sosial karena menggunakan data kemiskinan yang sudah ketinggalan zaman dari tahun 2014." tulis Asia Times.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram
-
Minta Pendampingan KPK, Gus Irfan Pastikan Ibadah Haji dan Umrah Bebas Rasuah
-
Misteri Keracunan 1.315 Siswa Terpecahkan: BGN Temukan Kadar Nitrit Hampir 4 Kali Lipat Batas Aman
-
Wali Kota Semarang Dorong Sekolah Rakyat Jadi Wadah Lahirkan Generasi Hebat