Suara.com - Ketidakadilan bagi Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal asing kembali terjadi. Kali ini, sebanyak 18 ABK yang bekerja di Kapal Fu Yuan Yu 7883 milik China tidak menerima gaji selama 20 bulan berlayar.
Kisah ini disampaikan oleh Mahmudi, salah satu ABK yang bekerja pada kapal tersebut. Dia dan 17 rekan ABK lainnya bekerja pada kapal berbendera China melalui PT. Bahari Kru Manajemen (BKM), agen penyalur ABK yang berbasis di Tegal, Jawa Tengah.
Kepada Suara.com, Mahmudi bercerita jika dia dan rekan-rekannya memulai perjalanan pada 13 September 2018. Dari Bandara Soekarno- Hatta, mereka terbang ke Singapura.
Di Singapura, mereka sudah ditunggu oleh Kapal yang nantinya bakal beroperasi di India selama tiga bulan. Sedikit gambaran, kapal tempat Mahmudi Cs bekerja merupakan kapal penangkapan cumi.
"Dari Singapura, kami dijemput kapal China yang akan beroperasi di India. Dari India, kami operasi sekitar dua sampai tiga bulan," kata Mahmudi dalam pesan suara, Rabu (10/6/2020).
Rampung beroperasi di India, Kapal Fu Yuan Yu 7883 melanjutkan operasi ke Argentina. Saat dalam perjalanan, kapal tersebut sempat singgah sejenak di Chile dari tanggal 4 April 2019 hingga 25 April 2019.
Saat berada di daratan, Mahmudi Cs mencoba menelpon sanak saudara yang berada di Indonesia guna menanyakan gaji. Sebab, gaji para ABK ada yang ditransfer dan ada juga yang harus diambil di kantor PT. BKM.
Namun, gaji mereka selama berlayar belum dibayarkan sepeser pun. Mahmudi dan lainnya kemudian bertanya pada kapten kapal ihwal gaji mereka. Kepada Mahmudi Cs, sang kapten kapal cuma bilang kalau gaji akan ditransfer secara normal.
"Kami telpon keluarga di rumah, katanya salary belum masuk. Dari situ, kuota kami juga terbatas, jadi kami tidak bisa menelpon kantor. Kami cuma dapat konfirmasi dari kapten kapal. Dia bilang gaji akan masuk secara normal. Nah, maka kami meneruskan bekerja," jelasnya.
Baca Juga: RS Rujukan Overload, Pasien Positif Covid-19 Asal Sidoarjo Dirawat di DIY
Setelah rampung beroperasi di Argentina, Fu Yuan Yu 7883 memutuskan kembali ke China. Sementara, Mahmudi Cs dipindahkan ke Fu Yuan Yu 7872 pada 1 Juni 2020. Hingga kini, mereka masih berada di kapal tersebut tepatnya di perairan Fu Zhou, Provinsi Fujian, China.
"Kami di 7883 sampai finish. Terus kami dipindahkan ke 7872 cuma buat makan dan tidur saja, tidak kerja," beber Mahmudi.
Hingga detik ini, Mahmudi Cs belum menerima gaji selama berlayar. Mereka lantas bertanya pada pihak agen, yakni PT BKM ihwal gaji yang tak kunjung turun. Lagi-lagi, Mahmudi cuma mendapat jawaban yang sama yang keluar dari mulut kapten kapal sebelumnya.
"Sampai saat ini, mau memasuki bulan ke 21 dan salary belum turun. Sekarang kami sedang berada di perairan China. Kami langsung menanyakan ke pihak agen kami, dan agen bicara 'kamu jangan dulu mau pulang kalau gaji belum masuk soalnya uang gaji kamu belum di kirim dari pihak agen china'. Begitu jawabannya," kata dia.
Salah satu rekan Mahmudi sempat minta pulang ke Tanah Air lantaran gajinya tak kunjung turun. Namun, kapten kapal tidak memberi izin dan malah menghukum ABK tersebut dengan cara tidak diberi makan selama tiga hari.
"Oleh kapten tidak dikasih pulang dan teman saya tidak diberi makan selama tiga hari. Akhirnya dia kerja secara terpaksa sampai sekarang," kata Mahmudi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
Terkini
-
Bukan Lagi Isu, Hujan Mikroplastik Resmi Mengguyur Jakarta dan Sekitarnya
-
Heboh Dugaan Korupsi Rp237 M, Aliansi Santri Nusantara Desak KPK-Kejagung Tangkap Gus Yazid
-
Terungkap di Rekonstruksi! Ini Ucapan Pilu Suami Setelah Kelaminnya Dipotong Istri di Jakbar
-
Kena 'PHP' Pemerintah? KPK Bongkar Janji Palsu Pencabutan Izin Tambang Raja Ampat
-
Ketua DPD RI Serahkan Bantuan Alsintan dan Benih Jagung, Dorong Ketahanan Pangan di Padang Jaya
-
KPK Ungkap Arso Sadewo Beri SGD 500 Ribu ke Eks Dirut PGN Hendi Prio Santoso
-
KPK Tahan Komisaris Utama PT IAE Arso Sadewo Terkait Dugaan Korupsi Jual Beli Gas PGN
-
Alasan Kesehatan, Hakim Kabulkan Permohonan Anak Riza Chalid untuk Pindah Tahanan
-
Pelaku Pembakaran Istri di Jatinegara Tertangkap Setelah Buron Seminggu!
-
Anak Buah Nadiem Ikut Kembalikan Uang Korupsi Laptop Rp10 Miliar, Kejagung: Bukan Cuma dari Vendor