Suara.com - Kisah Amar Alfikar, seorang transgender asal Indonesia tengah viral di media sosial. Pengakuan yang ditulis melalui akun Twitter @aalfikar pada Rabu (10/6/2020) memancing banyak reaksi warganet.
Dalam unggahan itu, Amar menceritakan perjuangannya sebagai transman di tengah kondisi keluarga komunitas Muslim. Dia mengaku, sempat dituduh menjadi penyebab kematian orang tuanya.
Amar lahir sebagai perempuan dan juga memakai hijab. Tapi belakangan ia merasa tidak nyaman dengan identitasnya tersebut.
"Saya seorang transman dari Indonesia. Saya dilahirkan sebagai wanita, berdasarkan organ seksual, saya tidak pernah merasa nyaman dengan itu. Saya kemudian menyadari bahwa diri ini merasakan ketidakcocokan dengan jenis kelamin dan gender tersebut," tulis Amar, disadur Suara.com, Kamis (11/6/2020).
Dibesarkan dalam keluarga dan komunitas Muslim membuat Amar merasa takut dan meragukan norma serta nilai heteronormatif.
"Saya biasa memakai jilbab sebelum saya tahu bahwa saya memiliki dysphoria gender: bahwa jauh di lubuk hati saya tidak pernah menjadi seorang perempuan," ujar Amar.
Ia lalu memutuskan menjadi laki-laki sejak lima tahun lalu. Amar merasa lebih senang dan bebas dengan identitas seperti sekarang.
Kedua orang tua Amar ternyata menerima keputusan Amar dengan mengubah identitasnya menjadi laki-laki.
"Mereka selalu mendukung saya untuk terus berjuang dan mengejar impian saya. Mereka bahkan bersedia bersaksi ketika saya mengajukan permintaan untuk mengganti nama di pengadilan sipil," tutur Amar.
Baca Juga: 5 Hits Bola: Asosiasi LGBT akan Polisikan Neymar karena Ancam Pacar Ibu
Namun pada hari saat hakim menyetujui permintaan Amar untuk mengganti nama, ayahnya meninggal dunia.
"Ibu memberitahu saya saat itu: Ayah sudah menunggu selama ini, dia tidak akan pergi sebelum memastikan bahwa kamuu bisa melanjutkan hidup," ucap Amar menirukan perkataan ibunya.
Dalam masa yang sulit, ibunya meminta dan mendukung Amar untuk terus menyelesaikan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
"Ketika saya akhirnya lulus, dia menangis sepanjang hari. 'Aku benar-benar bangga padamu,' katanya," ujar Amar.
Tahun lalu, ibu Amar meninggal dunia. Seminggu setelahnya, Amar menemukan puisi-puisi yang dikirim untuk ibunya melalui Whatsapp ternyata masih disimpan.
Bahkan, sang ibu menamai nomor kontak dirinya dengan nama Amar Alfikar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta