Suara.com - Ekonomi Australia, yang menghadapi resesi pertama dalam 30 tahun akibat wabah virus corona, akan terpukul jika mahasiswa China memperhatikan peringatan pemerintah mereka untuk menjauh dari Negeri Kanguru itu karena insiden rasis. Hal itu diungkapkan Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham, Rabu (10/6/2020).
Pendidikan internasional adalah penghasil devisa terbesar keempat bagi Australia, yakni senilai 26 miliar dolar AS (sekitar Rp368 triliun) per tahun.
Penghasilan dari sektor pendidikan internasional itu bahkan lebih penting bagi perekonomian Australia daripada hasil perdagangan daging sapi atau gandum, yang merupakan produk yang terkena larangan impor dan tarif impor China pada bulan lalu.
China adalah mitra dagang Australia yang paling penting dan negara pengirim siswa internasional terbanyak, yang menyumbang 37,3 persen dari 442.209 siswa luar negeri dalam pendidikan tinggi di Australia pada 2019, menurut data Departemen Pendidikan.
Pada Selasa (9/6/2020), Kementerian Pendidikan China memperingatkan para siswa negara itu untuk mempertimbangkan kembali ke Australia, menyusul terjadinya serangkaian insiden rasis yang menargetkan orang-orang Asia selama pandemi virus corona COVID-19.
Peringatan untuk para siswa itu mengikuti peringatan pekan lalu bagi wisatawan China untuk menghindari perjalanan ke Australia.
"Kami dan universitas kami akan merasakan efeknya, jika kami melihat penurunan dalam jumlah siswa internasional," kata Birmingham kepada media.
Birmingham mengatakan hal itu juga akan menjadi kerugian bagi siswa China dan dalam jangka panjang "tidak akan memberikan hal yang positif untuk membantu lebih lanjut rasa saling pengertian antara kedua negara".
Birmingham mengatakan Australia tidak memiliki toleransi terhadap rasisme dan telah menetapkan proses untuk memberantasnya.
Baca Juga: Bak Anak Sendiri, Video Suapi Monyet Ini Bikin Publik Senyam-Senyum
Hubungan Australia dengan China telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir di tengah tuduhan bahwa China ikut campur urusan dalam negeri Australia dan membangun pengaruh yang tidak semestinya di kawasan Pasifik.
Hubungan kedua negara telah menjadi lebih tegang sejak Australia menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona baru.
Setelah seruan Australia untuk penyelidikan itu, Duta Besar China untuk Australia Cheng Jingye mengatakan bahwa konsumen China dapat memboikot daging sapi, anggur, pariwisata dan universitas Australia.
Namun, China mengatakan tindakan perdagangan terhadap Australia itu tidak ada hubungannya dengan dorongan untuk penyelidikan asal-usul virus corona baru.
Vicki Thomson, kepala eksekutif Group of Eight, yang mewakili universitas-universitas top Australia, mengatakan kepada Reuters bahwa universitas sedang terseret ke dalam sengketa diplomatik.
"Pendidikan internasional digunakan sebagai pion politik," kata Thomson.
Berita Terkait
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
LE SSERAFIM Batal Acara Fan Sign di China, Diduga Imbas Member Asal Jepang
-
Sinopsis Film Nobody, Sukses Cetak Rekor Box Office di China
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
31 Perusahaan Resmi Diselidiki Diduga Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra, Siapa Jadi Tersangka?
-
Daftar Lengkap Perusahaan yang Disebut Kejagung Jadi Penyebab Banjir di Wilayah Sumatera
-
Demo Korupsi Pertambangan, Mahasiswa Desak KPK Periksa Komisaris PT LAM Lily Salim
-
Kementerian P2MI Raih Peringkat 5 Anugerah Keterbukaan Informasi Publik
-
'Biar Kapok': DPR Desak Polisi Beri Efek Jera ke Youtuber Resbob Penghina Sunda dan Bobotoh
-
Bareskrim Bersiap Umumkan Tersangka Banjir Sumut, Nama Korporasi Mencuat
-
Satgas PKH Telah Identifikasi Perbuatan Pidana Terkait Bencana Longsor dan Banjir Bandang Sumatera
-
Buka-bukaan di KPK, Zarof Ricar Ngaku Beri Info Baru soal Aliran Uang dalam Kasus Hasbi Hasan
-
Prabowo Minta Maaf, Pemulihan Bencana Sumatra Tak Bisa Cepat: Butuh Waktu Hingga 3 Bulan
-
Kuasa Hukum Ungkap Ijazah Asli Jokowi Telah Diperlihatkan Saat Gelar Perkara Khusus