Suara.com - Ulama Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus mendukung mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tanpa ada kepentingan politik.
Dukungan Gus Mus ini diberikan lantaran peduli kepada lingkungan hidup. Hal itu berkaitan dengan permohonan Susi kepada Presiden Jokowi untuk memberantas illegal fishing.
Gus Mus menyampaikan dukungannya melalui unggahan di akun Instagram miliknya, @s.kakung, pada Sabtu (13/6/2020).
"Tak ada kaitannya dengan kepentingan politik apa pun, kecuali peduli terhadap lingkungan hidup," tulis Gus Mus.
Sahabat Gus Dur ini mengaku sepenuh hati mendukung usulan Susi untuk memberantas pelaku pencurian ikan.
"Bila aku sepenuh hati dan liLlãh mendukung permohonan Ibu Susi kepada Presiden Jokowi seperti termuat di berita ini. Tapi, siapalah aku," ujar Gus Mus.
Beberapa warganet lantas memberikan komentarnya di unggahan Gus Mus tersebut.
"Hayolo pak Jokowi pun ditegur Gus Mus," komentar @hanifaq_.
"Saya, sepenuh hati mendukung permohonan Ibu Susi Pudjiastuti & Mbah Yai Gus Mus agar dapat ditindaklanjuti oleh Bapak Presiden Jokowi. Karena saya pun peduli lingkungan," tulis @ciezty_.
Baca Juga: Illegal Fishing, Susi: Presiden Tak Mungkin Tidak Didengar Internasional
"Harus dengar ini pak presiden yang dihormati @jokowi," komentar @fahri_frid9.
Postingan Gus Mus yang mendukung permohonan Susi ini telah mendapat sekitar 6.300 like dalam waktu kurang dari satu jam sejak diunggah.
Sebelumnya, Susi Pudjiastuti memohon kepada Presiden Joko Widodo tegas memberantas pelaku pencurian ikan dan kebijakan yang merugikan nelayan.
Susi menyoroti kebijakan pemerintah yang mengizinkan kapal-kapal ikan asing masuk ke wilayah Indonesia, legasilasi alat-alat tangkap yang merusak lingkungan, seperti cantrang, pukat hela (trawl), dan pukat cincin (purseiners).
"Saya mohon kepada Pak Presiden dari lubuk hati yang paling dalam, dengan segala kerendahan hati, Pak Presiden bisa mengatakan tidak untuk IUUF, untuk mencegah kapal-kapal asing masuk, untuk mencegah kembalinya alat-alat tangkap tidak ramah lingkungan," dalam acara diskusi virtual, Jumat (12/6/2020).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan