Suara.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan, negara Indonesia perlu diawasi. Jangan sampai nantinya memiliki sifat serupa Verrenigde Oostindische Compagnie atau VOC di zaman penjajahan Belanda.
Menurut dia, pengawasan harus dilakukan terhadap pihak-pihak yang saat ini diketahui terlibat aktif dalan pengelolaan penanganan Covid-19, termasuk menyoal anggaran.
"Nah itu yang menurut saya sebagai pemikiran kenapa kemarin saya joke, joke ngobrol sama mas Bamsoet, mas saya bicara dalam kerisauan saya sebagai manusia Indonesia, orang Indonesia," kata Masinton dalam webinar yang diselenggarakan DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) seputar pandemi Covid-19 di Mata Aktivis Lintas Generasi, Selasa (16/6/2020) malam.
"Gue bilang, meskipun saya berada dalam partai pemerintah, tapi saya melihat pemerintahan hari ini juga arahnya kalau kita gak awasin, pemerintah ini tidak tunggal ya, dia koalisi apa segala macam harus kita awasi betul bagaimana negara harus bener. Jangan lebih parah dari VOC saya katakan," sambung Masinton.
Dia kemudian menjelaskan soal VOC yang dimaksud. Di mana VOC pada saat itu memiliki kebiasaan untuk menarik pajak dari rakyat, namun di lain sisi, VOC tidak mengutang. Ia kemudian mengingatkan hal tersebut jangan sampai terjadi di Indonesia, di mana negara mengambil pajak tetapi utang ke luar negeri terus berjalan.
"Kalau VOC mungut pajak berbisnis tapi tidak ngutang. Nah kita pemerintahan di alam merdeka ini gak boleh dong lebih parah dari VOC, mungutin dari rakyat terus ngutang-ngutang juga gitu. Nah itu yang menurut saya concern kita harus mengawal bagaimana kita mewujudkan kemandirian dan kedaulatan nasional itu," papar Masinton.
Namun pada penjelasan berikutnya, Masinton mengatakan, kata pemerintahan yang ia gunakan sebelumnya tidak spesifik mengarah kepada pemerintah Presiden Joko Widodo. Menurutnya apa yang ia maksud ialah sebuah negara.
"Negara, maksud saya negara Indonesia merdeka itu jangan lagi berperilaku lebih sadis dari VOC tadi. Kalau VOC kan hanya sekadar memungut. Nah ini kita negara Indonesia merdeka udah mungut juga dari rakyat, ngutang juga ke luar negeri," katanya lagi.
Sebelumnya, terkait Covid-19 ia memandang bahwa pandemi ini bagaikan kotak pandora bagi Indonesia. Di mana hal-hal yang sebelumnya tertutup atau tidak diketahui, justru menjadi terbuka ketika Indonesia dilanda wabah corona.
Baca Juga: Anies Paling Banyak Dibicarakan dalam Penanganan Covid-19, Tapi...
"Ini sebagai kotak pandora yang membuka bahwa bangsa kita ini jauh dari kemandiran selama ini, semuanya ketergantungan bahkan sampai masker sekalipun kita produksi ada di dalam negeri yang memproduksi tetapi dibawa ke luar dan kemudian ketika kita mengalami krisis yang sama di berbagai belahan dunia, kita kesulitan dalam aspek pengadaannya itu termasuk pengadaan peralatan-peralatan lainnya," tutur Masinton.
Selain itu, Masinton memandang, pandemi ini tidak hanya dipandang seluruh masyarakat sebagai musibah. Bagi segelintir elite, mereka malah menganggap pandemi merupakan 'berkah'. Karena hal itu pula yang mendasari pernyataan Masinton soal harus adanya pengawasan kepada mereka yang terlibat dalam penanganan anggaran Covid-19.
"Mayoritas-mayoritasnya masyarakat, pandemi ini adalah musibah. Namun segelintir dari segelintir elite, ini berkah gitu, yang mengelola anggaran ratusan triliun ini buat mereka berkah. Ini yang menurut saya perlu kita awasi betul," ujar Masinton.
"Jangan sampai kita tadi semangatnya ingin bergotong royong buat bangsa ini, buat menyelamatkan kemanusiaan, menyelamatkan bangsa, namun segelintir orang memanfaatkan potensi-potensi, celah-celah dari pandemi ini. Apalagi terkait pengelolaan anggaran," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Pemerintah Sebut Pekerja Masih Berkerumun Saat Jam Istirahat Makan Siang
-
LIVE STREAMING: Update Covid-19 Selasa, 16 Juni 2020
-
Lab Banyak Libur di Akhir Pekan, Jumlah Spesimen Covid Diperiksa Turun
-
LIVE STREAMING: Update Covid-19 Senin, 15 Juni 2020
-
Presiden Jokowi Minta Pelaku Korupsi Anggaran Covid-19 Digigit
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah